Mohon tunggu...
Gabriel Rianto Aritonang
Gabriel Rianto Aritonang Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Jember

Artikel tentang KKN UNEJ 2022/2023 Kelompok 01 Desa Baletbaru

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

KKN Unej Membangun Desa (UMD) Periode I 2022/2023: Menggali Potensi Desa Baletbaru, Sukowono, Jember

17 Januari 2023   18:00 Diperbarui: 17 Januari 2023   18:02 295
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

BALETBARU - - Upacara penerjunan mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Jember Semester Gasal Tahun Akademik 2022/2023 resmi dilakukan pada Rabu, 4 Januari 2023 bertempat di Gedung Auditorium Universitas Jember dan akan berlangsung sampai tanggal 14 Februari 2023. 

Program KKN ini merupakan salah satu bentuk perwujudan dari Tri Dharma Perguruan Tinggi berupa pengabdian kepada masyarakat dimana mahasiswa terkait akan mengimplementasikan bidang keilmuannya kepada masyarakat desa ataupun lokasi penempatan dari program KKN ini.

Program KKN Universitas Jember Periode I menerjunkan 487 yang terbagi dalam beberapa kelompok tersebar di berbagai desa di Kabupaten Jember dan Kabupaten Bondowoso. Mahasiswa Kelompok 1 ditempatkan di Desa Baletbaru yang di bombing oleh ibu Dr. Lilis Yuliati, S.E., M.Si. dengan anggota kelompok Salsabilla Firyal Luqyana, Leonardo Kurniawan Sulaksono, Cindy Lutfy Caroline, Ahmad Bustomi, Mochammad Alex Sanusi, Salma Auliya Syahida, Nazila Dwita Rahma Puspitasari, dan Gabriel Rianto Aritonang.

Baletbaru merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Sukowono, Kabupaten Jember serta berjarak ±20 km dari pusat kota Jember. Desa Baletbaru dikepalai oleh bapak Fauzi Cahyo Purnomo dan memiliki 2 dusun yaitu Dusun Sumbergayam yang dikepalai oleh bapak Ibtah Hartono dan Dusun Krajan yang dikepalai oleh bapak Hosni. Selain itu, terdapat total 13 RW dan 34 RT dengan jumlah penduduk sebanyak 5765 orang. Mayoritas penduduk Desa Baletbaru adalah petani dengan komoditas utama pertanian adalah padi dan tembakau.

Silaturahmi telah dilakukan kelompok 1 kepada berbagai perangkat desa dan masyarakat. Salah satu potensi desa yang diketahui adalah hutan pohon pinus yang terletak di perbatasan Desa Baletbaru dan Desa Sukowono tetapi masih masuk kedalam bagian Desa Baletbaru. Hutan pohon pinus sangat berpotensi untuk dijadikan tempat wisata sehingga dapat menjadi icon Desa Baletbaru. Hal ini dapat membuat Desa Baletbaru menjadi lebih berkembang lagi terutama di sisi pariwisata.

Desa Baletbaru juga dilengkapi dengan berbagai UMKM yang dijalankan oleh penduduk, seperti UMKM pembuatan tempe, pengrajin sarung pisau, ukir kaca, pembuatan sagun dan kembang goyang, dan lain sebagainya.

UMKM pembuatan tempe dapat memproduksi tempe dengan bahan baku 40-50 kg setiap harinya. Berbagai varian ukuran tempe di produksi dengan harga yang bervariasi pula. Tempe didistribusikan ke berbagai pasar di Kecamatan Sukowono dan sekitarnya. Untuk kedelainya sendiri diperooleh dari pedagang kedelai di derah Tamanan, Bondowoso. 

Pak andre membeli kedelai di daerah bondowoso karena kedelai tersebut sudah terbelah menjadi dua sehingga tidak perlu repot-repot untuk memecahnya dan sudah terkelupas kulitnya. untuk yang bias dijual dipasar, itu merupakan tempe sudah dibuat 4 hari sebelumnya. Untuk air bekas pembutan tempe itu digunakan oleh warga sekitar sebagai pakai sapi.

UMKM pengrajin sarung pisau hanya mengerjakan sesuai dengan pesanan yang masuk, sehingga produksinya tidak menentu. Selain sarung pisau, UMKM ini juga memproduksi sarung kapak, sarung celurit, dan sarung samurai. Jenis kulit yang biasanya dipakai adalah kulit sapi, namun dalam pesanan tertentu dapat menggunakan kulit ular dan buaya. Kulit sapi sendiri diperoleh atau dibeli dari salah satu produsen di Bali. Untuk harga sendiri tergantung dari jenis kulit dan jenis barang yang dibuat. Untuk kulit sapi yang berwarna hitam memiliki harga yang lebih mahal dibandingkan kulit sapi yang berwarna coklat. Usaha ini sudah di jalankan oleh Pak Yanto kurang lebih selama 30 tahunan. Produk tersebut sudah sampai dibeberapa kota di jawa timur seperti Probolinggo dan Madura.

UMKM ukir kaca juga menunggu pesanan dalam melakukan pengerjaannya, dikarenakan ukuran dari kaca harus disesuaikan dengan pesanan. Ukuran kaca beragam dan sesuai pesanan dengan ketebalan bervariasi dari 5 mm sampai 12 mm. Sejauh ini penjulannya sudah ke beberapa kota seperti bondowoso, proboliggo dan Madura. Selain menggeluti ukir kaca, pak Agus juga menggeluti usah LPG 3 KG (kilogram) dan juga Gipsum.

UMKM pembuatan sagun dan kembang goyang diproduksi setiap harinya dan didistribusikan di toko oleh-oleh maupun masyarakat sekitar yang ingin membeli.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun