Dalam gelap malam, aku terpaku, Â
Seseorang menatapku pilu, Â
Air mata jatuh tanpa suara, Â
Ia duduk di sudut kasur, penuh rasa.
Tangan lembutnya menepuk punggungku, Â
Hingga tangisanku mulai mereda, Â
Jemarinya menyentuh kepalaku, Â
Menenangkan jiwa yang berduka.
Tak lama aku bangkit dari luka, Â
Kupeluk erat dirinya tanpa kata, Â
Hingga lelap di dada yang hangat, Â
Dalam pelukannya, malam menjadi sahabat.
Pagi menyapa, aku terbangun, Â
Selimut krem menyelimuti keheningan, Â
Boneka kesayangan ada di sisi, Â
Namun, ia tak lagi di sini.
Di meja, kutemukan pesan kecil, Â
"Tetaplah kuat, aku selalu hadir," Â
Meski raganya telah pergi menjauh, Â
Hatiku tahu, ia tak pernah jauh.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H