Mohon tunggu...
Gabby Indrawati
Gabby Indrawati Mohon Tunggu... -

Calon CEO

Selanjutnya

Tutup

Nature

Hama Uret Bikin Lahan Pertanian Gunung Kidul Morat-Marit

21 Februari 2019   22:23 Diperbarui: 21 Februari 2019   22:37 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Petani Paliyan Gunung Kidul tengah resah, pasalnya tanaman padi mereka sedang jadi incaran hama Uret atau Lundi (Leucopholis rorida). Sekitar 5 hektar padi gogo di kecamatan ini mengering akibat akarnya diserang larva Uret. Uret sendiri adalah larva dari serangga Kumbang Tahi Kerbau. Dinamakan begitu sebab daur hidup serangga ini tak lepas dari kotoran atau tahi yang memang jadi habitatnya. Larva Uret berciri khas ukurannya besar, gemuk, putih, badan tembus cahaya dengan kepala warna coklat dan taring yang besar. 

Kaki berwarna coklat terdapat pada rongga dada. Saat menetas kumbang hidup dari memakan kotoran binatang, terus dilakukan hingga tubuhnya berubah jadi larva dan sempurna sebagai Kumbang dewasa. Tak melulu kotoran, bila Uret menyebar di lahan pertanian, serangga ini menjadi hama. Di Jawa Tengah dan Jawa Timur, hama ini menyerang padi gogo, jagung, ubikayu, tebu dan tanaman pangan lain serta rumput-rumputan.

Selain itu Kumbang Tahi Kerbau juga mencari makanan lain dari bangkai binatang, buah busuk, jamur, semut, kaki seribu atau siput dengan mengambil cairan bergizi dari tubuh mangsanya. Ketika kawin dan bertelur, kumbang akan mencari tahi baru, menggulung kotoran tersebut hingga sepuluh kali lebih besar dari tubuhnya. Telur-telur baru akan tersimpan dalam situ hingga kembali jadi kumbang dewasa.

Dari siklus hidupnya kita kemudian paham darimana hama uret bisa menyerang tanaman padi. Besar kemungkinan adalah tahi atau kotoran yang jadi bahan pupuk dan belum terfermentasi sempurna. Sehingga parasit seperti Uret tertinggal didalamnya dan belum mati. Inilah salah satu konsekuensi dari penggunaan pupuk alami. Jika tidak berhati-hati justru akan berbalik mengenai diri sendiri. 

Meski Uret berasal dari alam, bukan berarti manusia tak bisa merekayasa keadaan. Balai Penelitian Kacang dan Umbi Kementrian Pertanian menyebutkan beberapa langkah untuk menangai Uret. 

Merotasi tanaman dengan tanaman non-inang seperti Palawija, sanitasi lahan guna membersihkan gulma dan sisa tanaman, membajak dan menggaru lahan sebelum tanam agar Uret terpapar matahari dan pemangsa, dan lain sebagainya.

Sebagai mantan petugas penyuluh penghijauan di Gunung Kidul sosok calon anggota DPD DIY bernomor urut 24 ini tentu paham suka duka dan seluk beluk kehidupan petani. Oleh karena itu, dalam salah satu program kerjanya Bambang Soepijanto yang punya jargon Ngayomi, Ngayemi, Ngayani ini adalah meningkatkan redistribusi kesejahteraan melalui Perhutanan Sosial, kombinasi dari kegiatan pertanian, perkebunan, peternakan dan kehutanan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun