Sementara itu band Jahanam yang kondang lewat lagu Tumini (Nggateli) tumbuh beberapa tahun setelahnya. Berbeda dengan Sasmoen yang memlesetkan lagu terkenal lalu menjadikan medley, tiga band ini  membuat sendiri melodi musinya. Mereka juga membuktikan bahwa bahasa Jawa bisa dipakai pada berbagai genre musik, dari pop hingga hip hop.
Musik adalah media pas dan Bahasa universal untuk menyebarkan pesan. Di tangan anak muda Jogja music-musik pop bisa disesuaikan dengan kondisi kultural setempat. Ini sama seperti semangat yang hendak diusung calon anggota DPD RI perwakilan DIY, Bambang Soepijanto.
Caleg nomer 24 ini hendak membangun Jogja dengan tetap menyesuaikan dengan karakter masyarakat setempat. Ini semata-mata agar nilai budaya tak luntur dimakan zaman dan memihak wong cilik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H