Hutan dengan segala nyamuk ganasnya
Serta ranting dan umbi liar
Yang kau makan disaat petang
O hujan lebat jangan datang siang ini
Karena seragam ini belum kering rupanya
Dan besok diri lelah ini harus kembali,
-bekerja
-bertarung dengan peluh
-dan menjaga martabat bangsa
Kapur ini saksi
Sekolah kami belum punya whiteboard
Atau segala komputer dan
Tentu saja persetan dengan internet
Wanita cantik rakyat Dayak
Dengan telinga ekotisnya
Adalah sahabat sejati
Para polisi hutan
Yang tiap detik
Menjadi sasaran tembak penjarah malaysia
Dan tentara nasional indonesia
Yang dibayar pabrik kayu
Oh jangan,jangan,jangan turun hujan siang ini
Perjalanan sang fasilitator kesehatan
Dan suster pedalaman
Belum ke rumah mama-mama papua
Yang katanya akan melahirkan
Biarkan lahir para putra papua
Agar segera tumbuh
Dan memerdekakan negara papua
Yang dirindu oleh tuhan dan segala cendrawasih
Lautan ganas di utara,tidak pernah
Dan tak akan pernah
Surutkan kegagahan nelayan Miangas
Sebuah pulau terdepan
Benteng dan pelindung Garuda
Yang oleh orang Jakarta
Hanya dianggap tempat sampah
Dan codet pipi
Serta tangan yang tinggal Satu
Oleh-oleh perang Timor Leste
Ketika masih jadi provinsi ke 27
Masih tergambar
Pada para bekas gerilyawan Aitarak
Dan aktivis Besi Merah Putih
Yang dulu dijadikan kepanjangan tangan kopassus dan kostrad
Tapi kini terpaksa menjadi perampok dan pencoleng
Di perbatasan NTT
Dan kau petugas bea cukai yang jujur
Yang haram terima suap
Sejujurnya ringgit dan dolar singapura
Lebih layak masuk kantongmu
Tapi kau dengan bangga memilih tetap
Bertarung disisi nusantara yang melarat dan papa
Dan berhadapan
Dengan para penyelundup narkoba
Yang diberkati oleh pistol para anggota polisi
Masih banyak kisah
Yang tak mampu  dipuja
Oleh diriku yang laknat ini
Melalui puisi jelek ini
Tapi ini bukti
Bahwa perjuanganmu demi negeri bhineka
Aku tetap hargai