Mohon tunggu...
Gregorius Agung Dwi Wardoyo
Gregorius Agung Dwi Wardoyo Mohon Tunggu... Administrasi - Belajar di setiap kesempatan, Scripta Manent, Verba Volant.

Guru di SMP Pangudi Luhur Jakarta, penggagas dan pendiri TBM Griya Pustaka Giriwoyo, Wonogiri.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Jurnal Refleksi Dwi Mingguan Modul 1.1

4 September 2023   13:36 Diperbarui: 4 September 2023   13:55 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

       Cara yang saya lakukan untuk mengatasi kesulitan yang saya alami adalah yang pertama terkait pengaturan jadwal antara mendidik dan kegiatan sebagai calon guru penggerak adalah mendiskusikan dengan kepala sekolah dan bagian kurikulum. Kedua, saya memilih waktu ketika jam kosong untuk mengunggah tugas, dan ketiga ketika ada waktu luang ataupun di sela waktu istirahat saya sempatkan untuk menyelesaikan tugas-tugas di LMS agar dapat memenuhi tenggat waktu yang diminta.

2. Feelings (perasaan)

        Perasaan saya di awal pada saat mengikuti rangkaian kegiatan pendidikan guru penggerak adalah kaget sekali karena tugas-tugas yang harus diselesaikan bahkan ada yang tenggat waktunya dibatasi hanya satu hari sampai pukul 23.59, belum lagi tugas-tugas yang lainnya di sekolah yang harus saya selesaikan.

Beberapa hari saya ikuti bersama Fasilitator kami Ibu Sis dan Pengajar Praktik kami Bapak Boy yang selalu mendampingi dan memberikan motivasi kepada kami calon guru penggerak memberikan kami semangat untuk belajar dan dapat menyelasaikan tugas-tugas kami. Selain itu juga teman-teman rekan sejawat calon guru penggerak angkatan 9 yang saling menguatkan dan memberikan semangat sehingga kami sedikit demi sedikit dapat mengikuti alur MERDEKA dan mulai terbiasa dengan alur yang ada.

        Perasaan saya sebagai calon guru penggerak yang telah melalui dua rangkaian tes sebelumnya sampai lolos pada tahap ini dan mengikuti kegiatan pembelajaran pada modul 1.1 ini merasa sangat senang dan bersyukur karena dapat memperoleh ilmu yang sebelumnya saya belum pelajari tentang filosofi pemikiran KHD yang dipelajari bersama fasilitator, pengajar praktik, instruktur, dan bersama dengan teman-teman calon guru penggerak lainnya menambah wawasan saya dan kekhasan terhadap kondisi sosio-kultural masing-masing yang dapat dibawa ke sekolah untuk menebalkan laku peserta didik.

       Perasaan saya ketika mengimplentasikan filosofi pemikiran KHD di kelas adalah sangat senang, dengan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik saya melihat peserta didik saya bersemangat dalam mengikuti pembelajaran bahasa Indonesia. Saya menerapkan aksi nyata bermain sambil belajar pada materi teks deskripsi. Saya juga menerapkan pembelajaran yang kolaboratif melalui diskusi dan presentasi. Peserta didik belajar untuk bertanggung jawab terhadap kelompoknya menyelesaikan lembar kerja diskusi dan melatih komunikasi dengan teman kelompoknya maupun dengan teman lainnya.

Dengan mengenali karakteristik peserta didik, saya dapat menerapkan pembelajaran dengan tutor sebaya, melalui salah satu peserta didik yang lebih memahami materi dapat menjelaskan kepada teman yang lainnya. Saya merasakan peserta didik bersemangat menjelaskan kepada teman-temannya dan peserta didik yang menyimak merasa senang dengan begitu pembelajaran dapat berpusat pada peserta didik.

3. Findings (Pembelajaran)

       Pembelajaran yang saya dapat ambil setelah mempelajari modul 1.1 adalah sebagai seorang pendidik bukan hanya sebagai seorang yang mentransfer ilmu saja akan tetapi harus menuntun sebagai among yang mendidik peserta didik sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zaman, peserta didik bukan kertas putih yang diisi oleh guru akan tetapi sudah memiliki garis-garis samar yang harus ditebalkan oleh guru, mendidik sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zaman, bermain sambil belajar karena kodrat anak adalah bermain, pendidikan yang berpihak pada peserta didik, penerapan nila-nilai budi pekerti, dan filosofi petani.

      Setelah saya mempelajari modul 1.1 ini saya menemukan pada diri saya bahwa saya dapat menerapkan pembelajaran yang berpusat peserta didik. Sebelum pembelajaran, saya memberikan ice breaking yang dapat membuat anak-anak kembali semangat. Tadinya saya terlalu berfokus pada hasil anak-anak harus mencapai nilai yang baik mulai sekarang saya berfokus dengan proses bukan hasil. Saya juga menemukan bahwa anak-anak bukan tabularasa tetapi memang sudah memiliki garis-garis samar yang harus dituntun untuk menebalkan garis tersebut.

4. Future (Penerapan)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun