Ghostwriter: Bunglon Kata-Kata yang Diam-Diam Jadi Sultan
Ghostwriter itu ibarat ninja literasi: selalu ada, tapi nggak pernah kelihatan. Kamu nggak bakal tahu mereka ada di balik memoar seleb yang mengharukan, novel laris yang bikin baper, atau bahkan pidato CEO yang penuh jargon tapi tetap terdengar meyakinkan.
Tapi tahu nggak? Dibalik kesenyapan mereka, ghostwriter itu nggak cuma main kata-kata. Mereka main cuan. Dan mainnya serius.
Kenapa Ghostwriter Itu (BERPOTENSI) Kaya Mendadak?
1. Bayarannya Segendut Isi Buku
Sebagai ghostwriter, kamu nggak perlu nunggu royalti bertahun-tahun. Klien langsung bayar tunai, biasanya di awal atau tiap milestone proyek.
Memoar/Nonfiksi? Bisa dapat $10.000 sampai $50.000 per buku, bahkan lebih kalau kliennya orang terkenal.
Novel? Tembus $15.000 - $75.000 sekali duduk.
Artikel atau pidato? Cepet aja: $50 - $5.000 per karya.
Kebayang kan? Satu proyek aja udah cukup buat bayar cicilan rumah atau liburan ke Eropa sambil nulis di pinggir pantai.
2. Layanan Premium
Ini kerjaan eksklusif. Klien bayar bukan cuma buat tulisan, tapi buat pikiran, waktu, dan tenagamu. Mereka butuh kamu masuk ke kepala mereka, mengolah ide liar jadi karya premium.
3. Rahasia yang Aman Terkunci
Jadi ghostwriter tuh kayak jadi agen rahasia. Kamu tanda tangan NDA (Non-Disclosure Agreement) dan nggak bakal cerita ke siapa-siapa bahwa novel romansa yang bikin orang histeris itu sebenarnya kamu yang nulis. Semua ini bikin klien nyaman dan rela bayar mahal.