Bermula dari horornya melihat suatu liputan tentang seramnya memiliki penyakit Diabetes basah di Tv beberapa tahun lalu. Membuat saya membayangkan apabila (ini amit-amit) ikut menderita juga di usia 40Thn keatas. Aaaah pasti sangat menyusahkan pendamping hidup saya kelak, karena harus merawat dan menanggung biaya atas penyakit luka basah dari Diabetes tersebut. Hmm.. maka dari itu diri ini mulai berani berinvestasi kesehatan untuk jangka panjang di usia 18 Tahun. Saya mencoba apabila ingin meminum teh, mengusahakan agar gulanya tidak diaduk. Hambar memang, tetapi tidak selebihnya tawar bila diminum. Pasti ada sensasi rasa manis yang menyengat di akhir tegukan. Dan biasanya saya, meninggalkan tegukan terakhir saat sudah melihat tumpukkan gula yang tidak larut diujung gelas. Begitupun juga dengan Kopi dan Susu. Saya tidak pernah mengaduknya dengan sempurna. Pasti saja ada timbunan yang tidak larut didalamnya. Mubazir memang, kenapa tidak sekalian memesan minuman dengan sedikit atau tanpa gula?? Tak tahu mengapa, apabila sedang minum lalu saya melihat tumpukkan sesuatu yang tidak larut didalamnya. Saya akan mencukupkan untuk meminumnya karena rasa manis yang menyengat itu membuat saya tidak ingin melanjutkan meminumnya lagi. Ternyata hal ini sampai sekarang sudah menjadi kebiasaan yang melekat. Bersyukur juga mungkin karena kebiasaan ini berat badan tidak pernah naik dan turun secara signifikan walaupun saya tipe orang yang sangat suka makan. Semoga bermanfaat Sumber foto : Pribadi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H