Mohon tunggu...
Fadya Rahma Siregar
Fadya Rahma Siregar Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi UINSU

Menyukai berbau tulisan

Selanjutnya

Tutup

Diary

Naluri Anak

19 November 2024   20:56 Diperbarui: 19 November 2024   21:58 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Hidup sebagai anak bungsu memanglah menyenangkan, jika dilihat sebelah mata saja. Namun, dibalik itu anak bungsu terus-menerus bertengkar dengan realita yang ia hadapi. Pendapat, ucapan, maupun perbuatannya, seringkali dianggap remeh dan bahkan tak berguna. Dizaman sekarang, populasi orangtua yang mengerti dan membimbing anak-anaknya dengan baik kini menurun. 

Terkadang, beberapa orangtua berfikir apa yang dia ajarkan sudah baik, tetapi bagi anaknya sama sekali tidak. Dipandangan setiap seorang anak untuk orangtuanya pastilah berbeda. 

Jikalau orangtua mengajarkannya dengan memaki si anak secara berlebihan, maka seorang anak akan merekam semua itu hingga dewasa dan akan selalu berfikir takkan ada yang berguna jika semua yang ia buat, ucapan, bahkan sesekali ia melakukan kesalahan kecil pun selalu dianggap salah besar. Tidak sedikit anak diluar sana merasakan sakit mental yang awalnya semua didapatkan dari kedua orangtuanya. Tidak hanya itu yang membuat anak merasa terbebani. 

Memiliki bakat yang tidak disetujui oleh orangtua bisa mendapat dampak buruk untuk anak itu sendiri. Ia akan malas untuk mengasah bakatnya lebih dalam. Ia tak mempunyai support system, yang dimana pada umumnya keluarga hendak mempercayai & menyemangati anaknya apapun yang terjadi. Tak baik untuk menentang bakat yang dimiliki seorang anak tersebut. Bisa jadi, tentangan itu akan menghambat tumbuhnya bakat anak secara menyeluruh.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun