Mohon tunggu...
yanzz
yanzz Mohon Tunggu... Desainer - Mahasiswa

Hobi saya membaca buku

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Dampak UMP 6,5% dan PPN 12% terhadap Kesejahteraan Masyarakat Indonesia, Khususnya Kota Serang, Banten

16 Desember 2024   01:15 Diperbarui: 16 Desember 2024   01:31 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Perubahan kebijakan ekonomi nasional berupa kenaikan Upah Minimum Provinsi (UMP) sebesar 6,5% dan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12% telah memberikan dampak signifikan terhadap dinamika perekonomian Indonesia, terutama di Kota Serang, Banten. Artikel ini akan menganalisis berbagai aspek dampak dari kedua kebijakan tersebut terhadap kesejahteraan masyarakat.

A. Kenaikan UMP 6,5%: Antara Harapan dan Realitas

Penetapan kenaikan UMP sebesar 6,5% di Provinsi Banten memberikan dampak beragam bagi masyarakat Kota Serang. Di satu sisi, kenaikan ini memberikan tambahan pendapatan bagi pekerja formal yang dapat membantu meningkatkan daya beli. Namun, realitasnya tidak sesederhana itu.

Bagi pekerja formal di Kota Serang, kenaikan UMP memang memberikan tambahan penghasilan, tetapi hal ini juga diikuti dengan tantangan baru. Banyak perusahaan, terutama industri manufaktur yang dominan di Serang, mengalami tekanan biaya operasional yang lebih tinggi. Beberapa perusahaan bahkan terpaksa melakukan efisiensi tenaga kerja atau mengurangi tunjangan tambahan untuk mengimbangi kenaikan upah pokok.

B. Dampak PPN 12% terhadap Biaya Hidup

Kenaikan PPN menjadi 12% memberikan tekanan tambahan bagi masyarakat Kota Serang. Beberapa dampak yang terlihat meliputi:

1. Peningkatan Biaya Konsumsi

Masyarakat Serang mengalami kenaikan biaya hidup sehari-hari akibat implementasi PPN 12%. Harga barang-barang konsumsi, termasuk kebutuhan pokok, mengalami kenaikan yang signifikan. Hal ini terutama terasa di pasar-pasar tradisional seperti Pasar Rau dan Pasar Kalodran yang menjadi pusat aktivitas ekonomi masyarakat.

2. Sektor UMKM

Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Kota Serang menghadapi dilema. Di satu sisi, mereka perlu menyesuaikan harga jual untuk mengimbangi kenaikan biaya produksi. Di sisi lain, kenaikan harga dapat menurunkan daya beli konsumen dan mengancam keberlangsungan usaha mereka.

3. Strategi Adaptasi Masyarakat

Menghadapi situasi ini, masyarakat Kota Serang telah mengembangkan berbagai strategi adaptasi:

-Perubahan Pola Konsumsi

Banyak keluarga mulai melakukan penyesuaian pola konsumsi, termasuk beralih ke produk yang lebih terjangkau atau mengurangi konsumsi barang non-esensial.

-Diversifikasi Pendapatan

Sebagian masyarakat mencari sumber pendapatan tambahan melalui usaha sampingan atau memanfaatkan ekonomi digital.

4. Peran Pemerintah Daerah

Pemerintah Kota Serang telah mengambil beberapa langkah untuk membantu masyarakat menghadapi situasi ini:

- Pengembangan program pemberdayaan UMKM melalui pelatihan dan bantuan modal

- Pengendalian harga kebutuhan pokok melalui operasi pasar

- Peningkatan program jaminan sosial untuk masyarakat rentan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun