1. Direktur Eksekutif Soegeng Sarjadi School of Government Fadjroel Rahman menilai, sosok Jusuf Kalla telah menyumbat dan menghambat elektabilitas pasangannya, calon presiden Joko Widodo. Hal itulah yang membuat elektabilitas Jokowi-JK menurun ► http://www.rimanews.com/read/20140605/154847/sosok-jusuf-kalla-telah-menyumbat-elektabilitas-jokowi-bagaimana-ini
2. Menurut kader PDIP asal Jawa Tengah, Pupung Suharis, kampanye Jokowi sangatlah salah arah. "Masak datang jauh-jauh dari Jakarta ke Papua hanya untuk ngrasani (mencela) orang. Bilang kampanyenya di dalam hotel. Model kampanye yang kayak gitu itu, tidak baik dan tidak perlu," â–º http://nasional.inilah.com/read/detail/2107043/kader-pdip-kritik-kampanye-jokowi#.U5PlHUroXFx
3. Direktur Eksekutif SPIN Igor Dirgantara menuturkan tren elektabilitas pasangan Prabowo-Hatta mengalami peningkatan setelah Komisi Pemilihan Umum (KPU) menggelar acara "Deklarasi Damai" pada 3 Juni 2014. Masyarakat mengapresiasi isi pidato yang disampaikan pasangan Prabowo-Hatta saat acara deklarasi tersebut.â–º http://www.republika.co.id/berita/pemilu/hot-politic/14/06/05/n6ovxl-sukses-pidato-elektabilitas-prabowo-lampaui-jokowi
4. Capres Jokowi akhir-akhir ini dinilai sering panik dan emosi lantaran seringkali melakukan sindiran-sindiran terhadap Prabowo . Hal ini terlihat ketika Jokowi menyikapi baju putih yang dikenakan Prabowo , kemudian sikap yang tegang saat pengambilan nomor urut di KPU , ketika deklarasi pemilu damai dan sikap lainnya. "Kalau saya lihat, tanda kutip, Jokowiada kepanikan," kata Anggota Dewan Penasehat Tim Sukses Prabowo - Hatta , Marzuki Alie . Lebih lanjut, Marzuki menilai seringnya Jokowi yang mengeluarkan pernyataan sindiran menyiratkan adanya kepanikan dan ketegangan tersendiri. "Kalau sudah mulai ragu dengan kemampuannya dia mulai serang orang. Kalau dia yakin dengan dirinya, dia bisa menyatakan gagasannya soal politik, ekonomi, sosial, dan budaya," jelas Marzuki â–º http://www.merdeka.com/peristiwa/marzuki-jokowi-mulai-panik-dan-prabowo-cool.html
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H