Mohon tunggu...
fxtriyas hadi
fxtriyas hadi Mohon Tunggu... Guru - Penulis, guru dan penikmat tanaman

Hidup harus urup

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Guru SD PL Timotius "Membuat" Buku Bunga Rampai

4 Februari 2023   18:18 Diperbarui: 4 Februari 2023   18:23 387
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sekolah Dasar (SD) Pangudi Luhur Santo Timotius Solo dalam menyongsong peringatan dan perayaan 100 (seratus) tahun mengadakan pelatihan penulisan bagi guru-gurunya. Dari pelatihan ini guru-guru diminta membuat sebuah karya dan akan dibukukan dalam bentuk Bunga Rampai. Pelatihan dilaksanakan di Gedung II (dua) jalan Soegijopranoto, Sabtu (28/1/23) yang diikuti oleh 32 peserta. Sebagai mentor (pendamping), FX Triyas Hadi Prihantoro yang juga seorang guru, peresensi buku dan penulis.

Agenda kegiatan dilaksanakan saat tidak ada Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) diharapkan para guru konsentrasi dalam penulisan. Sebagai bentuk bunga rampai, buku yang berisi tulisan para guru diharapkan mengulas tentang pengalaman pribadi berkesan selama mengajar yang dapat ditularkan kepada pembaca. Sebagai bentuk pengalaman nyata yang aktual sehingga mampu memberikan pencerahan bagi para guru. Hal itu dikatakan oleh Marsono selaku penanggung jawab dalam penulisan Bunga Rampai.

Lebih lanjut disampaikan bahwa buku ini akan di launching saat perayaaan puncak 100 tahun di bulan April 2023. " Buku Bunga Rampai merupakan bentuk aktualisasi pengalaman guru yang ada di SD PL Timotius,  dikemas dalam satu buku sebagai momentum peringatan 100 tahun," ucap kepala Sekolah di SD PL Timotius II ini.

Sedangkan dalam penyampaiannya FX Triyas HP mengajak para guru merefleksikan diri tentang peristiwa yang berkesan saat mengajar. Bentuk kesan bisa juga saat dalam pendampingan kegiatan di sekolah maupun di luar, bisa juga aktifitas di lingkungan sebagai seorang guru. Ide dan gagasan ditemukan dulu dari berbagai pengalaman yang berkesan dan ditulis antara 600 sampai 800 kata.  " menulis pengalaman pribadi akan lebih mudah karena mengalami sendiri peristiwa tersebut, serambi merawat ingatan, " tandasnya.

dokpri
dokpri

Kegiatan setengah hari menjadi bermakna ketika tulisan pengalaman dapat diwujudkan. Seperti kesan dari Ningrum bahwa kegiatan menulis ini sebagai upaya mengasah ingatan memori saat mengajar. " ternyata tidak gampang namun harus dilakukan karena sifatnya wajib," ucap guru yang dua tahun lagi pensiun.

 hans

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun