Hari ini aku berangkat keja dengan semangat, ku nyanyikan senandung lagu adera "lebih indah"
dengan menggoyang-goyangkan kepala. Pagi ini semua orang mendapatkan senyuman manis dariku,
tak terkecuali bapak-bapak kebersihan jalan. Lampu merah kuterobos, seolah tidak ada lagi
yang mampu menghentikanku. Kecuali, pukulan keras yang menghantam helm yang dibarengi dengan
umpatan "Bajingan, ngerti aturan ga raimu!!". AKu oleng ke kiri, sepeda motorku menyenggol bakul
sayur sebelum akhrinya menghantam terotoar. Suara riuh orang-orang membuat mataku terbuka perlahan,
aku bangun untuk memastikan handphone ku baik-baik saja. Tidak ada yang retak dan masih menyala, terutama pesan
dari mu malam kemarin "Selama ini, aku juga menyimpan perasaan yang sama sepertimu. Setiap pertemuan, aku
perhatikan setiap kedipan matamu, mimik wajahmu, dan bahkan kuhafal setiap diksi baru yang kamu ucapkan.
Sudah sejauh ini aku tenggelam dalam laut pesona indah sosokmu, lantas bolehkah kita memulainya sekarang ?"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H