Di sepanjang jalan menuju Pantai Indrayanti Gunung Kidul, saya melihat beberapa orang berjualan di pinggir jalan. Yang menarik adalah apa yang dijual. Sebuah makanan yang bagi saya agak geli membayangkannya, "Walang Goreng" alias belalang goreng. Belalang memang boleh dimakan, namun karena tak lazim, membayangkannya saja bikin geli dan bagaimanaaaaa gitu ya. lagian setiap teman (yang belum pernah memakan) ditawari belalang goreng ini pada tidak mau (termasuk saya juga).
Berbeda dengan yang sudah merasakan. Menurut Wiewiek, teman saya di Wonosari, belalang goreng ini ueeeeank sekali. mirip dengan udang katanya bahkan lebih gurih lagi. Suaminya saja yang dulu tidak suka dan geli melihat makanan ini, setelah mencobanya langsung ketagihan. Utari, teman dari Tugu Pensil Wates beda lagi, dia gata-gatal setelah memakan belalang goreng. Alergi katanya. Kandungan protein si belalang ini juga terbilang kaya. Hal itu diugkapkan oleh pakar ilmu gizi dari Institut Pertanian Bogor (IPB) Profesor Ahmad Sulaiman seperti dikutip dari Kompas, "Kalau pada belalang yang masih segar, kandungan proteinnya sekitar 20 persen, tetapi pada yang kering sekitar 40 persen. Belum kulitnya yang juga mengandung zat kitosan seperti udang. Tetapi tergantung jenis belalangnya, pada musim-musim tertentu ada jenis belang yang kandungan vitaminnya lebih tinggi. Belalang juga dapat memenuhi 25 hingga 30 persen kebutuhan vitamin A," ungkap Ahmad di sela-sela kegiatan Nutritalk Jelajah Gizi Sari Husada di Gunung Kidul, Yogyakarta, Jumat (2/11/2012) Saat di Yu Tum, saya lihat lagi belalang goreng ini telah dijual dalam toples-toples seharga 50 ribuan. Selain belalang ada juga jangkrik goreng dan ulat kayu jati. Ada yang berani coba? Dzulfikar mengusulkan kalau makanan ini dibawa ke ajang Kompasianival dan jadi ajang uji nyali anggota KPK. Setuju?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Foodie Selengkapnya