Mohon tunggu...
Fajr Muchtar
Fajr Muchtar Mohon Tunggu... Guru - Tukang Kebon

menulis itu artinya menyerap pengetahuan dan mengabarkannya https://www.youtube.com/c/LapakRumi

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Melongok Bandung Tea Festival

6 November 2014   13:10 Diperbarui: 17 Juni 2015   18:29 577
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

[caption id="" align="aligncenter" width="538" caption="Silver needle white tea, rasanya lembut dan enak (dokpri)"][/caption] Seneng ya bisa mencoba berbagai macam the unggulan dari Jawa Barat. Sayang hidung saya yang lagi mampet agak mengganggu acara cium-cium aroma teh di Bandung Tea Festival. Iya, memang Selasa kemarin (04/11/14) sebuah Festival bertema teh telah dibuka untuk umum. Bertempat di Taman Gentong Gedung Sate Bandung, berbagai produk teh unggulan dan olahan berbahan teh dipamerkan kepada pengunjung. Di sini icip-icip berbagai produk teh jadi menyenangkan.

Satu teh yang saya suka di Festival Tea itu adalah white tea. Ternyata white tea ini dibuat dari pucuk teh yang cuma dua lembar saja.  Pucuk teh yang disebut peko ini kemudian diolah melalui proses oksidasi sehingga white tea ini memiliki anti oksidan yang tinggi. Dilihat dari penampakannya, white tea ini berwarna keperakan menyerupai jarum. Wajar saja kalau teh jenis ini juga disebut sebagai silver needle white tea.

White tea ini memiliki rasa yang lembut dan menyegarkan. Sayang saya tak bisa menghirup aromanya karena hidung sedang tidak sehat.

[caption id="" align="aligncenter" width="556" caption="proses pengolahan teh jepang. 60 % dari Garut booo (dokpri)"][/caption] Steamed Green Tea atau disebut juga the jepang juga menarik. Daun teh pucuk dikukus dengan cara dan derajat panas tertentu sehingga menghilangkan rasa pahit dan tetap mengeluarkan aroma teh yang lembut dan harum. Yang menarik 60 % teh jenis ini yang beredar dan terkenal di Jepang, ternyata didatangkan dari Garut. Nah lho.

Bagi saya, Festival ini kembali mengingatkan pada posisi Bandung yang pernah menjadi pusat teh dan melahirkan banyak pemilik kebun teh skala internasional. Bandung memang sangat lekat dengan salah satu komoditas ini.

Warga bandung sangat akrab dengan kata yang akrab didengar  Dago Tihes yang sebetulnya berasal dari Kata Tea Huiss. Dago Tea Huiss  pada jaman kolonial Belanda merupakan salah satu tempat yang memiliki panorama paling indah di kota Bandung. Di sini Anda dapat menikmati pemandangan lembah kota Bandung yang indah dan mempesona. Pada malam hari, Anda dapat melihat kerlap-kerlip lampu kota yang indah dari dataran tinggi Dago.

Saat itu, Bandung memang dikelilingi oleh kebun-kebun teh dan para PreangerPlanters  (pemilik perkebunan teh di Priangan) berhasil meraup kekayaan yang luar biasa dari komoditas teh.

[caption id="" align="aligncenter" width="556" caption="Menjajal teh jepang dari Garut"][/caption] Di Tjembooliyut (Ciumbuleuit) misalnya, dulu daerah itu merupakan perkebunan teh yang dimiliki Mr.Brumsteede. Beberapa bekasnya bisa dilihat di Gedung Concordia Sociteit. Sebagian besar teh dari Jawa khususnya Priangan dikirimkan ke Inggris. Orang-orang Inggris memang mengkonsumsi lebih dari setengah produksi teh dari seluruh dunia.

Dikutip dari situs Aleutian, Para Preangerplanters  yang kekayaannya luar biasa ini nantinya akan memberi andil besar dalam pembangunan kota Bandung khususnya. Mereka juga dikenal memiliki kepekaan sosial yang cukup tinggi dengan orang Pribumi mengingat keseharian mereka yang selalu berada di tengah perkebunan teh dan selalu berhubungan dengan masyarakat setempat.

Dari keluarga “Raja Teh Priangan” sempat muncul beberapa nama seperti Karel Frederik Holle, Kerkhoven dan Bosscha yang memiliki perhatian besar terhadap kehidupan orang Pribumi. Tanpa andil Kerkhoven dan Bosscha, mungkin Technische Hogeschool  (ITB) tidak akan pernah berdiri. Sedangkan dari kampus inilah lahir seorang  tokoh bernama Soekarno yang menjadi penggerak utama kemerdekaan. (Aleutian)

Kembali lagi deh ke festival teh, Festival ini akan ditutup pada hari kamis tanggal 6-11-2014 jadi yang ingin mencoba berbagai macam teh terbaik layaknya para preanger planters buruan datang ke festival teh ini.

Nah pertanyaan terakhir saya, siapa yang menikmati teh-teh unggul jawa barat ini?

[caption id="" align="aligncenter" width="576" caption="mangga entehna dileueut.... (Dokpri)"][/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun