Mohon tunggu...
Fajr Muchtar
Fajr Muchtar Mohon Tunggu... Guru - Tukang Kebon

menulis itu artinya menyerap pengetahuan dan mengabarkannya https://www.youtube.com/c/LapakRumi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Maestro Biola Idris Sardi Meninggal Dunia

28 April 2014   16:27 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:06 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Baru beberapa hari ini saya sangat menikmati alunan biola maestro biola Idris Sardi. Syahdu, mendayu,  menyayat-nyayat., Seperti mendengar syair seruling bambu-nya Rumi.

Dan pagi ini saya mendapat kabar dari kawan bahwa beliau meninggal dunia dan kemudian dikabarkan di beberama media online.  Idris Sardi terlahir di Jakarta Juni1938; adalah seorang pemain biola Indonesia. Ia telah menggesek biola sejak usia enam tahun. Belajar langsung dari  Bapaknya seorang pemain biola Orkes RRI Studio Jakarta, Bp. Sardi.

dari wikipedia disebutkan, Ketika M. Sardi meninggal, 1953, Idris dalam usia 16 tahun harus menggantikan kedudukan sang ayah sebagai violis pertama dari Orkes RRI Studio Jakarta pimpinan Saiful Bahri. Pada tahun 60-an, Idris beralih dari dunia musik biola serius, idolismeHeifetz, ke komersialisasiHelmut Zackarias.

Sebagai seorang musisi handal, banyak penghargaan telah dirainya  antara lain sebagai komponis dan ilustrator musik untuk film. Mendapat piala citra untuk Penata Musik Terbaik antara lain dalam Film-film


  • Pengantin Remaja (1971)
  • Perkawinan (1973)
  • Cinta Pertama (1974)
  • Doea Tanda Mata (1985)


Dengan meninggalnya Idris  Sardi,  Bangsa Indonesia kehilangan lagi putra terbaiknya. Semoga amal shalehnya diterima di sisi-Nya  dan semoga ada anak bangsa yang bisa melampaui kehebatan Sang Maestro ini

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun