Saya mesti mengakui -dengan malu malu- bahwa baru mengetahui ada satu tempat indah nan jelita seperti Likupang. Setelah mengetahui nama itu, saya segera menjelajahi laman-laman dunia maya, dari artikel, foto hingga video. Setelah menjelajah berbagai bagai itu, saya terpesona sekali dengan destinasi ini. Akhirnya jadilah mimpi Jelata pada Likupang si Jelita.
Likupang merupakan sebuah kecamatan di Kabupaten Minahasa Utara, Sulawesi Utara. Luasnya sekitar 200 hektare serta memiliki kawasan pesisir pantai  yang berpasir putih. Dari sisi penduduk, pesisir Likupang dihuni oleh orang-orang Nusa Utara yang termasuk ke dalam etnis Sangir Talaud. Etnis itu tinggal di kabupaten kepulauan di Sulawesi Utara, seperti Kepulauan Sitaro, Kepulauan Sangihe, dan Kepulauan Talaud.
North Sulawesi). Jika jalan tol selesai, maka waktu tempuh bisa dipangkas lebih singkat lagi.
Dengan menggunakan mobil, Likupang bisa ditempuh 2 jam perjalanan dari Manado, Ibu Kota Sulawesi Utara (Dari berbagai media disebutkan bahwa Likupang ditetapkan sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) sebagaimana tertuang dalam Peraturan Pemerintah (PP) No. 84/2019. PP itu telah disahkan sejak 6 Desember 2019 dan diundangkan pada 10 Desember 2019. Dalam keputusan itu, KEK diprioritaskan untuk mengembangkan kegiatan perekonomian di Kabupaten Minahasa Utara, Sulawesi Utara. KEK Likupang ditetapkan sebagai zona pariwisata dan secara spesifik terletak di atas lahan seluas 200 hektar.
Likupang memiliki berbagai potensi yang bisa saling menguatkan dan meneguhkan keindahan Nusantara. Pantai asri dengan pasir putih menggoda, ditingkahi oleh perbukitan dengan lambaian pepohonan yang hijau nan menyegarkan. Budaya dan kulinernya tak kurang menggoda. Jangan lupa dengan dunia bawah lautnya, akan mengguratkan kenangan indah yang tak akan dilupakan. Paket lengkap untuk sebuah tempat wisata. Â Tak heran kemudian Likupang dimasukan dalam kategori DSP Likupang alias Destinasi Super Prioritas.
Berbicara tentang DSP Likupang, tentu saja kemudian kejelitaannya akan semakin dipoles sehingga bertambah jelita dan kemudian "dijual" kepada para pelancong. Yang harus diingat adalah bahwa menjual si Jelita ini, tidak dalam artian memindahkan kepemilikan layaknya menjual sebuah property. Sebab banyak kejadian, sebuah tempat yang menarik kemudian dijual (benar-benar dijual) kepada pihak asing.
Masih saya ingat pengalaman pribadi saat kembali dari Takabonerate. Saat itu kami dengan tim dari petugas Perhutani dan Dinas Pariwisata hendak merapat namun tiba tiba ada warga asing mengusir kami dengan kasar. Dia berkata kalau tempat itu sudah dibeli. Entah bagaimana hal itu bisa terjadi. Oleh karenanya, dalam konteks menjual kejelitaan Likupang, yang dijual adalah nuansa, pengalaman "experience" dan sensasinya.
Sensasi dan experience ini perlu dimaintenance agar Likupang memiliki nilai jual yang tinggi. "Nilai jual" yang tinggi, bisa membuat pelancong betah dan rela merogoh kocek lebih dalam untuk  menikmati Likupang. Nilai ini pula yang akan menggiring wisatawan lokal berkunjung ke destinasi ini dan menghabiskan waktunya dengan berwisataMenjaga sensasi dan experience ini pula yang mungkin menjadi harapan agar kejelitaan Likupang tetap terjaga dan menjadi Wonderful Indonesia.
Beberapa hal yang saya harapkan adalah sebagai berikut:
- Memelihara Objek wisata
Likupang memiliki kekayaan alam dan budaya yang sangat kaya. Â Bentang alam yang sangat indah adalah anugerah ilahi yang tidak bisa diciptakan manusia. Dalam berbagai tulisan dan reportase, keindahan Likupang sering disingkat dengan kata "surga tersembunyi". Kita akan sepakat setelah melihat berbagai foto dan video keindahan daratan dan lautannya.