Iedul fitri saat keluarga berkumpul dan berbahagia. Bahagia karena sudah menyelesaikan kewajiban dari Allah swt, yaitu puasa sebulan penuh. Bahagia karena bisa berkumpul dan bercengkrama dengan sanak kerabat yang biasanya sangat susah untuk berkumpul.Â
Kesulitan itu bisa disebabkan berbagai hal. Bisa karena jarak yang berjauhan, bisa juga karena kesibukan masing masing karena pekerjaan atau hal lainnya.
Iedul fitri menjadi media untuk menyatukan puzel-puzel berserak itu, kemudian disusun satu demi satu dan membentuk sebuah gambar sempurna. Beberapa kali saya mengalaminya.Â
Ada momen saya bertemu teman kerja yang sudah cukup lama dan ternyata dia adalah salah satu saudara. Pertemuan itu terjadi di kumpulan keluarga besar yang dinamai Warga Asih.
Biasanya acara keluarga besar itu isinya saling kenal dan juga saling kenang. Mengenal yang belum kenal dan mengenang yang sudah lalu. Saat kumpul-kumpul keluarga itu, maka nobar bisa jadi format yang berbeda dan murah. Kalau harus memboyong semua keluarga ke bioskop mungkin tak semua keluarga bisa melakukannya. Â
Karena untuk ke bioskop, harus ada biaya besar yang dikeluarkan, maka tak ada salahnya membuat sebuah bioskop mini di rumah, lengkap dengan camilan dan minuman.
Peralatan tambahan yang diperlukan mungkin hanya sebuah proyektor dan layarnya. Keduanya bisa disewa dengan murah. Karena kita membuat nobar, maka pilihan filmnya jelas film-film cukup lama. Untuk pilihan film ini, bisa didiskusikan oleh anggota keluarga.Â
Salah satu film yang harus jadi pilihan keluarga untuk menemani saat berkumpul adalah Muhammad, Messenger of God besutan Majid Majidi.