Mohon tunggu...
Fajr Muchtar
Fajr Muchtar Mohon Tunggu... Guru - Tukang Kebon

menulis itu artinya menyerap pengetahuan dan mengabarkannya https://www.youtube.com/c/LapakRumi

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Cerpen | Kelopak yang Tidak Terlalu Putih

23 Mei 2019   22:02 Diperbarui: 23 Mei 2019   22:13 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tiba di mana? Pak Supir bilang, apabila aku melewati Kota Empat dengan baik, aku akan menjadi diri yang sederhana dalam sebaik-baiknya, kembali seperti asal, fitri, menjadi kelopak yang cantik dan murni. Wajahku akan seperti kapas, pucat dalam artian yang bahagia dan tidak dibuat-buat.

 Tapi seharusnya aku sadar bahwa semua ini berkaitan dengan serangkaian proses keadaan yang berlangsung, dan prosesi ini tidak ada akan berhenti namun bukan tanpa perhentian. Aku memang diajarkan Tuhan menanti, tetapi menanti itu juga boleh sembari menjemput. 

Dalam menjemput juga ada penantian hingga tiba. Tapi tiba dimana? Fitri, segala sesuatu yang berhubungan dengan sifat asal, yaitu kesucian yang murni sebagai manusia. Dan perjalanan ini adalah perjalanan kembali menuju fitrah manusia, apabila ia menginjakkan kaki di bumi ia mengasihi bumi sebagaimana ia memuliakannya sebagai makhluk Tuhan, apabila ia bertemu dengan manusia ia mengasihinya melebihi kasih sayangnya terhadap diri sendiri.

Merenung, hanya mereung.

Seputih kapas dan seringan kapas ketika diri mengosongkan diri dari semua yang menekan gaya ke permukaan bumi. Seperti kapas, kenangan mudah terhempas angin. Angin membawa ke tempat yang lebih tinggi, dan kapas senang dengan desir yang membuatnya menari.

Seseorang yang duduk di halte itu, dalam dadanya ada yang menari karena setelah sekian lama ia akhirnya menanti yang ingin ia nantikan; sebuah perjalanan menjemput.

Facebook : Fajruddin Muchtar

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun