Mohon tunggu...
Fajr Muchtar
Fajr Muchtar Mohon Tunggu... Guru - Tukang Kebon

menulis itu artinya menyerap pengetahuan dan mengabarkannya https://www.youtube.com/c/LapakRumi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Memperbudak Tuhan

27 Januari 2019   14:23 Diperbarui: 27 Januari 2019   14:26 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Perbudakan (Gambar : http://www.hariansejarah.id)

Darren Turner adalah seorang pendeta yang bertugas di militer AS. Sebagai seorang pendeta militer dia bertugas untuk memberikan ketenangan kepada para tentara. Tentu saja para tentara Amerika yang bertugas di Baghdad berhadapan dengan hal-hal yang sangat  yang berat secara psikologis. Jauh dari keluarga selama beberapa bulan, melihat terbunuhnya warga-warga sipil. menyaksikan teman-teman mereka mati satu demi satu. 

Beban psikologis itu sering kali terbawa ke rumah. Saat para tentara pulang kembali kepada keluarganya, mereka menjadi pribadi yang sangat berbeda. keras, egois, dan tertekan. untuk itulah para tentara Amerika membutuhkan pendeta semacam Darren. 

Pekerjaannya memberikan hasil yang baik. Darren berhasil mengenalkan kuasa Tuhan kepada para tentara. Michael yang sudah sangat lama tak peduli dengan keluarganya menjadi akur kembali. Shonda kembali menemukan jati diri keibuannya serta penghormatannya kepada ibunya. Lancey yang atheis romantis kembali menemukan jalannya.

Saat orang-orang yang dia bimbing menemukan jalan Tuhan dan meninggal di medan perang, Darren justru mendapat keraguan tentang Tuhan. Dia tak percaya kepada Tuhan.  Jalan Tuhan yang dia dakwahkan justru kemudian dia ragukan. Hatinya berkecamuk, murka dan bingung. Dia berubah dari suami yang romantis menjadi suami yang kasar. Rumah tangganya terancam bubar. Itulah sekelumit film Indivisible tentang Darren Turner yang bertugas di Baghdad. 

Gambar : DuniaNabi.com
Gambar : DuniaNabi.com
Menonton film ini membuat saya merenung. Betapa saya pun sering berlaku seperti Darren. Memperlakukan Tuhan sebagai budak. Saya minta Tuhan untuk berbuat ini dan itu untuk saya. Demi keperluan-keperluan saya, doa diperpanjang. Saya ngambek sama Tuhan, saat Tuhan tak mengabulkan apa yang saya minta. Saya mau Tuhan selalu memperhatikan saya sementara saya abai saat harus mendekati-Nya. Hubungan dengan Tuhan tak lebih sebagai tuan dan budak. Saya sebagai tuan, dan Tuhan sebagai Budak yang harus selalu siap saat dibutuhkan.

Saya lalu teringat kepada Nabi Zakariya yang berdoa puluhan tahun untuk mendapat keturunan, "Ya Tuhanku, sesungguhnya tulangku telah lemah dan kepalaku telah ditumbuhi uban, dan aku belum pernah kecewa dalam berdo'a kepada Engkau, ya Tuhanku. (Q.S.Maryam: 4).

Apa yang membuat Nabi Zakaria tak pernah kecewa? Sang nabi pasti tahu cara tuhan bekerja sementara saya tidak. karena ketidaktahuan itulah saya memperlakukan Tuhan seperti budak belaka. Padahal Tuhan bekerja dengan caranya sendiri, bukan cara yang diinginkan hamba. Tuhan lebih sering memberi yg kita butuhkan, bukan yang kita minta.

Kata Imam Ali as. "ketika aku memohon cinta, allah memberiku orang-orang bermasalah tuk kutolong. Ketika aku memohon bantuan, allah memberiku kesempatan. Aku tak selalu menerima yg kuminta tapi aku selalu mendptkn yg kubutuhkan'

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun