"Marg bar amrika, marg bar Israil, marg bar munafik..."
(hancurlah Amerika, Hancurlah Israel, Hancurlah Kaum Munafik)
Demikian teriakan-teriakan anti imperialisme amerika dan zionis sering terdengar di sela-sela khutbah jumat Qom. Hal ini tentu berbeda dengan khutbah-khutbah di tanah air yang menjadi milik mutlak pengkhutbah sementara pendengar diam membatu bahkan tidak boleh berbicara.
Ya pada tanggal 3 November 2017 kemarin, saya melaksanakan shalat jum'at di kota Qom Iran. Shalat jumat kota Qom, dilaksanakan di sebuah tempat yang dinamakan Mushalla Al Quds. Mushallanya mirip dengan Al Quds di Palestina dan dinamakan seperti itu, karena tempat itu memang didedikasikan kepada gerakan pembebasan Al Quds di Palestina.
Mushalla Al Quds adalah satu-satunya tempat jum'atan di kota Qom. Menurut madzhab Syiah, di setiap kota hanya boleh didirikan satu tempat jum'atan.  Hal itu terkait dengan "syarat dan ketentuan berlaku" dalam kerangka fiqih. Setiap madzhab bisa berbeda. Misalnya saja, mengenai jumlah yang shalat. Imam  Syafii menyebut angka minimal 40 orang bagi yang mau melaksanakan shalat jum'at sementara Imam Ja'far Shadiq menyebut angka 5 orang saja.
![Foto : Irna.ir](https://assets.kompasiana.com/items/album/2017/11/04/namaz3-59fd5876c226f91519146d23.jpg?t=o&v=770)
Hal menarik lainnya dari Jum'atan di Qom adalah banyaknya kaum wanita yang menghadiri shalat jum'at. Walaupun tidak diwajibkan namun para wanita ini ikut menghadiri shalat jum'at. Untuk wanita disediakan lantai 2 Mushalla Al Quds. Hal ini berbeda dg di  Indonesia. Sangat sedikit mesjid yang menyediakan ruangan untuk kaum wanita yang mau jum'atan. Kata salah satu teman saya, dulu mesjid Salman Bandung menyediakan tempat untuk para wanita melaksanakan shalat jum'at. Entah kalau sekarang.Â
Nah kalau mau jumatan di Mushala Quds itu, sebelum masuk sudah ada pemeriksaan. Badan dan tas diperiksa agar tak ada benda-benda yang membahayakan. Kamera termasuk yang tak diijinkan masuk ke area jum'atan. Saya yang membawa air minum saja disuruh minum airnya. Mungkin dikhawatirkan yang saya bawa adalah semacam cairan berbahaya. Memang saya dengar sebelumnya pernah ada orang yang membawa air keras ke area jum'atan dan menyiramkannya pada khatib jum'at.
Setelah keluar dari area pemeriksaan saya memasuki ruangan mushalla. Gedung yang mampu menampung 4000 orang itu, memang luas sekali. Setelah mengambil plastik untuk tempat sandal, saya bergegas ke arah shaf depan. Azan sudah berkumandang dan khutbah sedang berlangsung.
Saat itu, Ayatullah A'rafi menyampaikan khutbahnya. Khutbah yang pertama lebih cocok didengar oleh para jomblo. Isinya tentang anjuran untuk segera menikah dan membangun keluarga yang baik. Keluarga, kata Ayatullah A'rafi merupakan sendi penting sebuah negara.
![dihadiri para pelajar dari berbagai bangsa (Foto : Hawzah.Ir)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2017/11/04/namaz2-59fd58b6f33a2d7aaa50c756.jpg?t=o&v=770)