[caption caption="Bunga Anggrek tebu (Dokpri)"][/caption]Coba tanyakan kepada para pencinta anggrek yang mengoleksi tanaman cantik ini, bagaimana caranya mereka membungakan anggrek terbesar di dunia ini. Susah banget. Maka ketika tanda kuncup bunga sudah muncul, tak terkira bahagianya saya.
Anggrek ini saya dapatkan dengan cara barter dengan tanaman yang saya miliki. Saat itu, saya memiliki pohon baobab (Adansonia digitata). Pohon eksotik yang biasanya tumbuh di Afrika dan Madagaskar. Teh Irma yang merupakan pencinta tanaman juga mengajak barter dengan anggrek tebu miliknya. Saya sendiri lupa kapan anggrek tebu ini menempati tempat yang sekarang ini. Yang jelas saya memeliharanya sudah bertahun tahun.
[caption caption="Anggrek Tebu yang mekar di rumah (Dokpri)"]
Ternyata tanpa perhatian khusus itu, anggrek tebu ini malah mengeluarkan kuncupnya. Awal maret 2016, saya melihat tunas bakal bunganya. Awal april 2016 bunganya kuncup sempurna. Sebulan adalah waktu kuncup yang cukup lama untuk anggrek spesies. 20 april 2016, saat saya menuliskan artikel ini satu persatu bunganya layu.
Jenis Anggrek Tebu
Jelaslah anggrek raksasa ini adalah kekayaan alam Indonesia yang luar biasa. Kekayaan ini menjadi pelengkap atas kenyataan bahwa anggrek terkecil di dunia juga berasal dari Indonesia. Di dunia ini diperkirakan tumbuh 20000 jenis anggrek. 5000 di antaranya tumbuh dengan baik dan subur di Indonesia.
Orang menyebut anggrek ini dengan nama anggrek tebu (Grammatophyllum speciosum) karena batangnya yang besar menyerupai tebu. Anggrek ini merupakan anggrek terbesar, paling besar dan paling berat di antara jenis-jenis anggrek lainnya. Di habitat aslinya satu rumpun dewasa, anggrek tebu dapat mencapai berat lebih dari 1 ton dan mempunyai panjang malai hingga 3 meter dengan diameter malai sekitar 1,5-2 cm. Itulah sebabnya tanaman ini layak menyandang predikat sebagai anggrek terbesar dan terberat atau anggrek raksasa.
[caption caption="Berpose dengan anggrek tebu di rumah gubernur Kalteng (Dokpri)"]
Bunga anggrek tebu (Grammatophyllum speciosum) berwarna kuning dengan totol berwarna coklat, merah atau merah kehitam-hitaman. Menurut teman-teman pencinta anggrek, tiap daerah memiliki postur bunga dan juga postur batang yang berbeda-beda. Saya sendiri kesulitan membedakan dari bunga dan batangnya. Di habitatnya, anggrek ini memerlukan intensitas cahaya langsung. Makanya anggrek tebu biasa tumbuh di pohon-pohon besar dan tinggi.
[caption caption="Anggrek tebu in situ (Mongabay)"]
Bersyukur, teman-teman pencinta anggrek sudah mulai mengembangbiakkan anggrek jenis ini, baik melalui pemisahan (split) ataupun yang sudah menggunakan teknologi kultur jaringan. Nah, dengan demikian pencinta anggrek dapat membelinya dari hasil penangkaran bukan dari cabutan. Tapi harus sabar ya menunggu tumbuhnya apalagi bunganya. (Dimuat juga di Fxmuchtar.com)
[caption caption="Kultur jaringan, salah satu jalan untuk menyelamatkan anggrek (Koleksi: Agus Hanafi)"]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H