Mohon tunggu...
Fajr Muchtar
Fajr Muchtar Mohon Tunggu... Guru - Tukang Kebon

menulis itu artinya menyerap pengetahuan dan mengabarkannya https://www.youtube.com/c/LapakRumi

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Bertemu Penyu di Derawan

14 Januari 2016   04:24 Diperbarui: 14 Januari 2016   04:24 257
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Selamat datang di Derawan..."][/caption]Rasanya tak akan berlebihan jika saya mengatakan bahwa Derawan itu Amazing, menakjubkan dan Indah luar biasa. Pantas saja kalau Unesco menjadikannya sebagai salah satu warisan dunia yang harus dijaga. Menurut informasi dari Indonesia Travel, Derawan memiliki keragaman hayati yang luar biasa. Kepulauan ini memiliki hampir 460 jenis terumbu karang. Kedua terbanyak setelah Raja Ampat. Masih ada lagi di Derawan juga ditemukan lebih dari 870 jenis ikan mulai dari kuda laut kerdil hingga pari manta raksasa. Penyu hijau juga merupakan salah satu hewan yang sering muncul.

Untuk menikmati keindahan Derawan, peribahasa “berakit-rakit ke hulu bersenang senang kemudian” merupakan gambaran yang pas. Sebab perjalanan kami ke sini melewati berbagai macam rintangan dan cobaan. Ciee. Emang apa rintangan dan cobaannya?

Maksudnya perjalanan kami ke Derawan yang melewati darat adalah proses berakit-rakitnya. Nah mana bersakit-sakit di sini lebih pada usaha keras untuk sampai tujuan. Tidak mudah lho melakukan perjalanan darat dari Sepinggan hingga Berau. Apalagi rombongan kami berjumlah 15 mobil Risers, kru media dan mekanik. Dua hari perjalanan kami lakukan melewati berbagai kota, desa dan juga hutan belantara.

Untungnya Datsun sangat memperhati para riser ini. Selain diberikan mobil yang enak dan empuk kami juga ditempatkan di tempat yang baik. Pokoknya para riser betul-betul diperhatikan dan tak akan terlunta-lunta.

Setelah istirahat semalam di Berau, kami naik perahu cepat selama satu setengah jam. Jangan bayangkan perjalanan dari sungai menuju muara dan laut lepas adalah perjalanan yang mulus. Badan kapan seperti dipukul-pukul kayu saat bertabrakan dengan air. Penumpang seperti dihempas-hempas ke kursi atau fiber. Goncangannya lebih keras ketimbang saat Datsun Panca melibas jalanan.

Ketika dari jauh pulau Derawan sudah terlihat, rasa letih itu tergantikan dengan perasaan gembira yang meluap-luap. Bagaimana tidak gembira, orang Kalimantan Timur saja belum tentu bisa sampai ke sini. Murid saya bilang, tempat itu emang keren, Cuma berat di ongkos saja. Betul, ke sini memang bukan tempat yang murah. Sekali lagi saya beruntung diajak Datsun ke Derawan. Terima kasih ya Datsun. Kompasiana juga terima kasih.

[caption caption="bermain bersama awan di pantai berpasir putih"]

[/caption]Setiba di dekat pulau, sudah kami lihat pulau berpasir putih. Hal ini mengingatkan saya pada Tinabo di kepulauan Taka Bonerate Selayar. Di sana, pasirnya juga putih. Bedanya Cuma di Derawan resortnya sudah besar dan ramai. Taka Bonerate masih sepi. Mungkin status sebagai cagar alam membuatnya seperti itu.

Setelah makan siang, kami segera menuju pantai. Tujuan pertama adalah Pantai Gosong. Pantai berpasir putih yang empuk. Kebetulan saat itu air sedang surut sehingga pasir yang ditinggal air itu membentuk gelombang-gelombang seperti tertiup angin. Sesi foto adalah tujuan utamanya. Ya sudah berfoto ria lah kami di sana.

Setelah puas berfoto, kami segera menuju dermaga. Alat snorkeling sudah disiapkan dan tinggal nyemplung. Byuuuuur.

Lalu berbagai macam ikan menyambut saya. Sepertinya apapun yang beriak di permukaan air, akan didatangi ikan-ikan. Mungkin karena kebiasaan diberi makan oleh para pengunjung membuat ikan-ikan itu mengikuti kebiasaan manusia.

Subhanallah, di bawah dermaga banyak sekali ikan. Bukan hanya jenisnya saja, tapi juga jumlahnya. Betul-betul pemandangan luar biasa. Amazing sekali. Siang hari memang panas. Mereka juga sepertinya merasakan panasnya sehingga berkumpul di dermaga. Ah indah sekali. Mereka pandai memberi PHP. Didekati menjauh, tidak didekati mereka datang kepada kita. Asyik sekali bercengkrama dengan mereka. Sekiranya penjaga tidak mengingatkan ombak yang semakin deras ingin rasanya terus bermain di sana. Kapan lagi bisa ke Derawan. Ah. Semoga saja ada yang ngajak lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun