[caption id="" align="alignleft" width="576" caption="dok. pribadi"][/caption] Seperti biasa, beberapa hari sebelum pulang, kepala rombongan dan regu harus memeriksa passport dan kelengkapan administrasi jamaah. Hal itu diperlukan untuk kelancaran perjalanan. Sebab ada kalanya passport terselip entah di mana. Bahkan di kloter lain terjadi passport sepasang suami istri terpisah maktab. Pemeriksaan dilaksanakan di kantor maktab yang jaraknya tak begitu jauh. Ketika pemeriksaan sedang asyik-asyiknya, tiba-tiba ketua kloter bertanya "Kalau kertas bahasa arabnya apa ya?" memang tak semua petugas bisa berbahasa arab. Setengah sadar saya teriak saja "QIRDUN kang". Tanpa banyak tanya lagi ketua kloter pergi saja, sementara kami yang sedang memeriksa tertawa cekikikan. Tak lama kemudian ketua kloter balik lagi sambil agak marah, "Siapa yang bilang kertas itu qirdun? di sini mah ndak ada qirdun. Kata orang Arab qirdun mah ada di kebon binatang". Tak ada yang mengacungkan tangan. Gantinya adalah gelak tawa mengisi ruang pemeriksaan itu. Terang saja qirdun itu artinya monyet sementara kertas bahasa arabnya adalah qirtos. Aya-aya wae pak ketu teh.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI