Ayunan bendera kotak-kotak hitam putih menjadi tanda KompasianaBlogTrip #jejakParaRiser dimulai. Ibu indriani Hadiwidjaya selaku GM Datsun melepas 9 Kompasianer yang masing-masing mengendarai Datsun Go+ Panca.
Tujuan utama dari kegiatan ini adalah untuk menguji keiritan dari mobil ini. Pada Drive Test sebelumnya di Jakarta yang diuji juga pleh para kompasianer, datsun telahmenunjukan kehematannya. Dalam test tersebut, beberapa kompasianer bisa mencapai titik kehematan hingga 22 kpl (kilo meter per liter). Lebih tinggi dari hasil uji pabrik (20 kpl).
9 Kompasianer itu akan melahap hampir 1000 km yang ditempuh dalam 5 hari (19-23 Januari 2015). Rute perjalanan itu kemudian akan dibagi menjadi empat cek poin yang berada di empat kota Tegal, Yogyakarta, Tasikmalaya dan Bandung. Blogtrip akan diakhiri di Jakarta. Di akhir etape (jakarta) semua mobil akan dihitung dan dicek keiritannya
Selain menjajal keiritan Datsun Go+ Panca, Peserta diharuskan untuk mengunjungi tempat-tempat wisata dan kemudian menuliskan reportasenya. Ini adalah salah satu upaya untuk mengenalkan dan menyebarluaskan potensi wisata di tempat-tempat tujuan.
[caption id="" align="aligncenter" width="420" caption="dok : Kang Arul"][/caption] Get lost di jejak para Raiser
Tantangan kali ini memang terasa beda banget. Tiap tim Kompasinan Blogtrip diberi kebebasan untuk menentukan tempat-tempat wisata yang akan dikunjunginya. Tim Admin hanya menentukan tempat cek poin saja. Jadi tiap tim akan memiliki tempat tujuan wisata yang berbeda. Tujuannya tentu saja semakin beragam dan unik tempat yang dieksplore.
Dari segi jarak tantangan kali ini juga sangat panjang. Kurang lebih 1000 km mesti dilahap dengan berbagai kondisi jalan. Jalanan terjal dan menurun. Betul-betul menguras kemampuan menyetir dan mobilnya sendiri. Jika salah mengantisipasi jalan, bisa-bisa mobil kembali mundur. Hal itu pula yang sempat kami alami.
Untuk menempuh jarak sejauh itu, selain fisik yang prima, kendaraan yang nyaman juga mesti mendukung. Untunglah hal tersebut bisa didapat dari Datsun Go+. Mesin 1200 cc cukup menjamin kehandalan mesinnya. Untuk kelasnya cc Datsun Go adalah yang terbesar.
Penempatan roof bagasi sangat membantu kelegaan mobil di dalam. Sebab para Riser membawa barang cukup banyak. Sebagian besar barang itu diletakan di atas. Namun karena alasan kemudahan, barang itu kemudian dipindah ke bagian bagasi belakang yang cukup luas setelah kursi bagian belakang ditekuk.
Menikmati Pesona Laut
Panggilan alam memang paling susah untuk dinafikan. Perut yang belum diisi nasi membuat koor in harmony meminta untuk diiisi. Om Diidiet ternyata sudah punya tempat maksi yang enak dan pemandangannya oke punya.
Mobil kami pinggirkan masuk ke area RM Pesona laut yang tepat berada di pinggir pantai. Ombak saat itu sangat besar menghantam pinggiran tembok penghalang. Terlihat kalau dalam kondisi lebih besar, ombak bisa melewati tembok pembatas itu.
Menyaksikan ombak sebersar itu, pikiran saya melayang kepada relawan Air Asia. Saya berpikir, apakah ombak dan kondisi seperti ini yang dihadapi oleh team relawan itu? Jika iya atau bahkan lebih besar lagi, maka betul-betul pekerjaan relawan itu sangatlah berat.
Tidak nikmanya tol Palikanci
Setelah menikmati udang asam manis di Pesona Laut, kami melahap jalanan tol palikanci yang sayangnya membuat tidak nyaman. Banyak jalan bergelombang dan keriting di sana-sini. Beberapa perbaikan memang terlihat dilakukan, namun tetap saja kurang menolong kenikmatan dalam berkendaraan.
Dalam kondisi seperti itu, shock breaker Datsun Go+ betul-betul bekerja keras meredam guncangan yang diakibatkan kondisi jalan yang tak mulus. Untuk urusan shoch breaker, Datsun Go+ yang menggunakan spare part dari Nissan menunjukan kelasnya. Goncangan cukup bisa diredam walaupun memang masih sangat terasa bergemuruh.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H