Mohon tunggu...
Goenawan
Goenawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Insinyur mesin dari ITS Surabaya, mendalami sistem kontrol otomatis di Taiwan, pernah bekerja di beberapa perusahaan ternama sbg Engineer dan di Managemen. Sekarang menekuni pasar Modal dan pasar Uang.\r\n\r\nSemua tulisan saya asli bukan hasil mencontek, tetapi anda boleh meng-copy paste sebagian atau seluruhnya tulisan saya di kompasiana tanpa perlu izin apapaun dari saya. Lebih baik jika dicantumkan sumbernya, tetapi tanpa ditulis sumbernyapun. it's ok

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Salah Kaprah Soal Defisit Anggaran dan Utang Luar Negeri

3 September 2014   21:38 Diperbarui: 18 Juni 2015   01:43 517
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Suka tidak suka, selama sepuluh tahun terakhir SBY berhasil membawa kemajuan ekonomi yang luar biasa. Tidak perlu kita melihat angka - angka statistik yang memang fantastik. Kita lihat saja sekeliling kita. Banyak kota berkembang dengan sangat pesat, tidak cuma mal dan perkantoran tetapi juga bandar udara dan pelabuhan banyak di rombak lebih modern.

Masyarakatpun mempunyai daya beli yang meningkat pesat, rumah, mobil atau motor makin banyak. Juga makin banyak orang bepergian (berlibur) dengan naik pesawat. Di Jakarta, karena naiknya demand transportasi udara sampai harus mengaktifkan Halim sebagai bandara komersil untuk penerbangan reguler.

Tetapi seperti biasanya selalu ada orang yang hanya bisa mengeluh, berbicara ngawur, seolah negara ini besok akan bangkrut. Mereka berbicara tentang Defisit Anggaran Belanja Negara dan Utang Luar Negeri yang membesar sambil mengabaikan fakta lain. Celakanya omongan ngawur ini banyak dikutip dan dianggap sebagai kebenaran.

Defisit Anggaran Belanja Negara

Di masa Orde Baru, Indonesia tidak mengenal defisit anggaran, karena mereka menganut sistem anggaran berimbang. Walaupun sebetulnya ada juga defisitnya. Pada masa reformasi APBN disusun lebih profesional, dan mulai diperkenalkan sistem APBN-perubahan untuk melakukan koreksi di pertengahan periode.

Defisit anggaran bukan hal yang tabu. Justru jika surplus anggaran seperti APBD DKI jaman Jokowi yang serapannya dibulan ke-10 cuma 50% menunjukkan kalau program pembangunannya 50% macet alias tak berjalan.

Defisit Anggaran Belanja Jepang

Jepang adalah sebuah negara superpower dari segi ekonomi dan industrinya. Di sisi lain ekonomi Jepang di kelola tanpa distorsi dan menganut pasar yang bebas. Selain itu Jepang juga pemilik Devisi terbesar nomer dua di dunia setelah China. Jadi secara ekonomi mereka sangat kuat. Jika masih ada yang meragukan, setidaknya setiap mobil toyota atau motor honda yang kita beli, beberapa rupiah akan mengalir ke induk mereka di Jepang debagai pemilik prinsipal. Pertanyaannya, bagaimana kondisi anggaran belanja Jepang?

Grafik Defisit Neraca Jepang

Setidaknya, selama sepuluh tahun terakhir Goverment Budget Pemerintah Jepang selalu negatif.

Utang Luar Negeri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun