Mohon tunggu...
Goenawan
Goenawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Insinyur mesin dari ITS Surabaya, mendalami sistem kontrol otomatis di Taiwan, pernah bekerja di beberapa perusahaan ternama sbg Engineer dan di Managemen. Sekarang menekuni pasar Modal dan pasar Uang.\r\n\r\nSemua tulisan saya asli bukan hasil mencontek, tetapi anda boleh meng-copy paste sebagian atau seluruhnya tulisan saya di kompasiana tanpa perlu izin apapaun dari saya. Lebih baik jika dicantumkan sumbernya, tetapi tanpa ditulis sumbernyapun. it's ok

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Vero, Istri yang Tertinggal

9 Januari 2018   18:41 Diperbarui: 9 Januari 2018   19:05 1273
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Mereka pertama kali bertemu saat keduanya sedang berada di gereja di daerah Jakarta Utara."Pertama ketemu di gereja. Enggak sengaja keinjek kakinya. Jadi ini bukan daro mata turun ke hati, tapi dari kaki naik ke hati," kata Ahok seraya tersenyum, dikutip dari Tribunnews. Kejadian itu terjadi pada tahun 1994. Dua puluh tahun lebih kemudian semuanya memang sudah berubah. Ahok dan Vero sangat mungkin saat itu tidak pernah terbersit kalau akhirnya berkarir di bidang politik. 

Bedanya Ahok menikmati karir politiknya, karena karir politiknya dibangun dengan tidak tiba tiba tetapi berproses selama belasan tahu. Tetapi Vero mungkin saja tidak menikmati dan tidak terlalu terlibat dalam perjalanan karir poltik Ahok. Vero merasa Ahok saat ini bukanlah sosok Ahok yang diimpikan dua tahun yang lalu, format keluarga saat ini bukanlah seperti yang dia impikan. Perasaan itu mungkin sudah mulai tumbuh saat Ahok berkarir secara politik.

Ketidaknyamanan Vero di bidang politik sebetulnya sempat mempengaruhi langkah politik Ahok saat keluar dari Gerindra, kemudian membentuk "Teman Ahok" untuk maju sebagai DKI-1. Terlihat keinginan membangun negeri tanpa harus berpolitik. Sayangnya langkah itu terhenti karena tergoda oleh tawaran PDIP dengan jumlah kursi di DPRD-DKI yang besar. Inilah sebetulnnya cikal bakal perceraian itu. Sangat mungkin hal itu menandai  dimulai saling menyalahkan, puncaknya ketika Ahok tersangkut kasus penistaan agama. Vero mulai bicara "seandainya... seandainya dst.."

Disisi lain Ahok merasa istrinya mulai meninggalkan dia. Ahok mulai bersikap defence dan berkilas balik bahwa karir politik dan prestasinya selama ini adalah hasil bersolo karir. istrinya tidak lebih dari penghambat dan tidak memberi pembelaan justru saat terpuruk. Perbedaan itu makin kuat ketika keduanya justru membuat kubu pertahanan yang makin memisahkannya secara psikologis.

Jadi setelah menelaah latar belakang tersebut saya menyimpulkan bahwa memang benar tidak ada isu pindah agama atau orang ketiga. Jikapun nantinya ada yang pindah agama, hal itu mungkin lebih dari langkah ekstrim yang diambil untuk mengekpresikan kekecewaan. Jikapun nantinya mereka berpisah dan menikah dengan pasangan baru. Hal itu juga tidak lebih dari kebutuhan psikologis dan biologis. Tetapi bukan pemicu awal perceraian.

Masih ada jalan terbuka untuk membatalkan perceraian ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun