Mohon tunggu...
Mr.  Kris
Mr. Kris Mohon Tunggu... Guru - GURU

Hobby saya berkebun, travelling, kegiatan yang berkaitan dengan alam dan binatang.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

5 Saksi Bisu di balik Sumpah Pemuda

28 Oktober 2024   01:11 Diperbarui: 28 Oktober 2024   23:03 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

          Ternyata tidak mudah untuk menjadi sebuah negara besar yang bernama Indonesia. Jumlah rakyatnya hampir mendekati angka 300 juta jiwa. Wilayahnya seluas lautan-lautan yang ada diantara pulau-pulau yang jumlahnya mencapai 17.000 pulau lebih. Menyatukan suku bangsa yang jumlahnya lebih dari 1300 tidaklah mudah. Perlu berabad abad untuk sampai pada titik pemikiran bahwa suku-suku yang tinggal di hamparan pulau dari Sabang sampai Merauke harus bersatu dalam Satu Nusa, Satu Bangsa dan Satu Bahasa. Baru pada tanggal 15 Agustus 1925 dalam Konferensi Organisasi Pemuda Nasional yang dihadiri oleh Jong Java, Jong Sumatranen Bond, dan Sekar Roekoen ide tentang sebuah Konggres Pemuda disepakati. Konferensi ini diadakan di Gedung Lux Orientalis (1).

          Delapan bulan kemudian, tepatnya pada tanggal 30 April 1926 di sebuah gedung di Kawasan Lapangan Banteng (Weltevreden), Jakarta yang bernama Vrijmetselaarsloge (2) (sekarang gedung Bappenas) Konggres Pemuda I dimulai dan berakhir pada tanggal 2 Mei 1926. Konggres ini menjadi bukti perdana bahwa di balik keberagaman daerah dan latar belakang, ada harapan dan semangat yang sama untuk membangun kebangsaan Indonesia yang kuat. Sejak Konggres Pemuda I, mereka mendirikan organisasi-organisasi kedaerahan seperti Tri Koro Dharmo (yang kemudian menjadi Jong Java), Jong Sumatranen Bond, Jong Celebes, Jong Ambon, Jong Minahasa, Jong Batak, dan Pemuda Betawi.

           Para pelajar dari seluruh Indonesia yang bernaung dalam organisasi Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia (PPPI) mencetuskan perlu adanya sebuah konggres. Dan gagasan mereka terwujud pada pertemua tanggal 3 Mei 1928 dan 12 Agustus 1928 untuk membentuk panitia yang terdiri dari berbagai macam organisasi.''

  • Ketua: Sugondo Djojopuspito (PPPI)
  • Wakil Ketua: R.M. Djoko Marsaid (Jong Java)
  • Sekretaris: Muhammad Yamin (Jong Sumatranen Bond)
  • Bendahara: Amir Sjarifudin (Jong Bataks Bond)
  • Pembantu I: Johan Mahmud Tjaja (Jong Islamieten Bond)
  • Pembantu II: R. Katja Soengkana (Pemoeda Indonesia)
  • Pembantu III: R.C.L. Sendoek (Jong Celebes)
  • Pembantu IV: Johannes Leimena (Jong Ambon)
  • Pembantu V: Mohammad Rochjani Su’ud (Pemoeda Kaoem Betawi)

(sumber: https://museumsumpahpemuda.kemdikbud.go.id)

           Panitia tersebut mengadakan Rapat Pertama pada tanggal 27 Oktober 1928 di gedung Katholieke Jongenlingen Bond (KJB)(3). Sekarang tempat ini digunakan untuk pendidikan Sekolah Santa Ursula. Setelah Ketua Konggres, Sugondo Djojopuspito dari Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia memberi sambutan, sang sekretaris Muhammad Yamin memberikan sepatah dua patah kata tentang Pemuda dan Persatuan yang intinya memaparkan pentingnya 5 hal untuk memperkuat persatuan Indonesia yaitu: pertama Pendidikan, kedua Sejarah,  ketiga Bahasa, keempat Hukum Adat, dan yang terakhir kelima Kemauan.

          Pada pagi hari tanggal 28 Oktober 1928 ketua panitia mengundang Rapat Kedua tempatnya tidak lagi seperti pada Rapat Pertama melainkan pindah di gedung  Oost-Java Bioscoop (4) . Pada rapat kali ini ada dua pembicara yaitu: pertama Poernomowoelan dan yang kedua Sarmidi Mangoensarkoro. Kedua pembicara ini menekankan pentingnya pendidikan di sekolah dan di rumah. Anak harus dididik secara demokratis menjadi kesimpulan dari kedua pembicara ini.

         Rapat Ketiga yang dilaksanakan di sore hari dihari yang sama yaitu Minggu, 28 Oktober 1028 menjadi Penutup Konggres Pemuda II. Di rapat ketiga ini ada 3 pembicara utama yaitu Soenario, Ramelan dan Theo Pangemanan. Sebelum rapat ditutup Wage Rudolf Supratman mengalunkan lagu Indonesia Raya dengan biolanya. Akhirnya rapat ditutup oleh Sugondo Djojopuspito dengan pembacaan Keputusan yang ditulis oleh Muhammad Yamin.

PUTUSAN KONGRES
PEMUDA-PEMUDA INDONESIA

Kerapatan pemuda-pemuda Indonesia diadakan oleh perkumpulan-perkumpulan pemuda Indonesia yang berdasarkan kebangsaan dengan namanya Jong Java, Jong Soematra (Pemoeda Soematra), Pemoeda Indonesia, Sekar Roekoen, Jong Islamieten, Jong Bataksbond, Jong Celebes, Pemoeda Kaoem Betawi dan Perhimpoenan Peladjar2 Indonesia.

Membuka rapat pada tanggal 27 dan 28 Oktober tahun 1928 di negeri Djakarta:

Sesudahnya mendengar pidato-pidato pembicaraan yang diadakan didalam kerapatan tadi;

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun