Mohon tunggu...
Fitria Wulan Sari
Fitria Wulan Sari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa prodi Pendidikan Biologi Universitas Negeri Semarang

Saya saat ini menjadi mahasiswa aktif prodi Pendidikan Biologi Universitas Negeri Semarang. Saya memiliki hobi membaca buku. Saya sangat senang bertemu dengan banyak orang dikarenakan banyak pengalaman yang saya dapatkan. Ini adalah kali pertama saya menulis di websitas kanal berita. Happy reading!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Penguatan Kapasitas Ormawa Himabio: Sosialisasi dan Pelatihan Pembuatan Biopestisida ke Masyarakat Dukuh Medini

14 September 2022   16:12 Diperbarui: 14 September 2022   17:37 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada tanggal 28 Agustus 2022 tim Program Penguatan Kapasitas (PPK) Ormawa Himabio Universitas Negeri Semarang mengadakan salah satu program pengelolaan dan pengolahan sampah yaitu sosialisasi dan pelatihan pembuatan biopestisida. Kegiatan tersebut bertempat di balai pertemuan Dukuh Medini, Desa Ngesrepbalong, Kecamatan Limbangan, Kabupaten Kendal. Masyarakat yang hadir dalam kegiatan tersebut yaitu ibu-ibu PKK dan para pemuda Dukuh Medini.

Dalam kegiatan ini tim PPKO Himabio mengenalkan pestisida alami yang terbuat dari bahan-bahan organik yang disebut dengan biopestisida atau pestisida nabati. Kegiatan tersebut diawali dengan transfer ilmu mengenai biopestisida yang mencakup pengertian, fungsi, keunggulan, jenis tanaman sebagai bahan pembuatan, cara pembuatan, serta jenis-jenis organisme penganggu tanaman (OPT). Selain memberikan transfer ilmu, tim PPKO Himabio juga mempraktekkan cara pembuatan biopestisida. 

Cara pembuatan biopestisida sangatlah mudah dan alat bahan yang digunakkan mudah ditemukan. Alat yang digunakkan yaitu botol bekas, penumbuk, wadah, corong, penyaring, dan sprayer sedangkan bahan yang digunakkan yaitu tanaman, air, dan sabun cuci piring. Jenis tanaman yang digunakkan yaitu bersifat pahit seperti daun pepaya dan daun sirsat, bersifat panas seperti cabai dan jahe, bersifat sepat seperti jeruk nipis dan kulit jeruk, bersifat getir seperti kulit bawang putih serta memiliki aroma yang kuat seperti kulit bawang merah. 

Cara dalam pembuatan biopestisida yaitu bahan tanaman dicampur dengan air kemudian dimasukkan ke dalam botol bekas sebagai wadah dan didiamkan selama 1 hari. Sebelum digunakkan biopestisida harus diencerkan terlebih dahulu. Pengenceran untuk tanaman muda yaitu dengan perbandingan 1:10 sedangkan untuk tanaman tua yaitu dengan perbandingan 1:5. Setelah dilakukan pengenceran kemudian dimasukkan kedalam sprayer dan ditetesi 1-2 tetes sabun cuci piring agar saat penyemprotan biopestisida dapat melekat lebih lama ke tanaman. Penyemprotan dilaksanakan pada pagi dan sore hari. 

Dok. pribadi
Dok. pribadi

Setelah tim PPKO Himabio memberikan praktek pembuatan biopestisida, dari ibu-ibu PKK dan pemuda yang hadir juga turut serta mempraktekkan pembuatan biopestisida. Biopestisida yang dipraktekkan berbahan dasar kulit bawang putih dan merah serta daun pepaya. Ibu-ibu PKK dan pemuda yang hadir sangat antusias dalam pembuatan biopestisida ini. Di tengah-tengah acara, tim PPKO Himabio juga mengadakan sesi diskusi terkait permasalahan tanaman di kebun maupun pekarangan dari ibu-ibu PKK yang sering terkena hama seperti kutu kebul serta semut. Dari hasil diskusi terdapat satu tanaman yang terdapat di Medini yang berpotensi dapat menjadi biopestisida yaitu tanaman kipahit.

Ibu-ibu PKK dan para pemuda sangat berantusisas dalam kegiatan ini. Sebelum penutupan acara, tim PPKO Himabio memberikan kuis kepada ibu-ibu PKK berupa pertanyaan mengenai materi yang telah disampaikan. Kuis ini bertujuan untuk mengukur tingkat kepahaman mengenai materi biopestisida. Diharapkan dengan adanya sosialisasi dan pelatihan pembuatan biopestisida ini dapat membantu masyarakat dukuh Medini dalam mengatasi permasalahan tanaman yang terkena hama selain itu biopestisida juga dapat digunakkan untuk memanfaatkan bahan-bahan organik dan memanfaatkan sampah organik seperti kulit bawang. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun