Asal usul produk Converse dapat ditelusuri kembali ke tahun 1908, ketika Marquis Mills Converse mendirikan Converse Rubber Shoe Company di Malden, Massachusetts, AS. Awalnya, perusahaan ini memproduksi sepatu karet untuk penggunaan sehari-hari, termasuk sepatu olahraga. Pada tahun 1917, Converse meluncurkan "All-Star", yang menjadi produk  ikonik dalam sejarah merek tersebut. All-Star awalnya dirancang sebagai sepatu khusus untuk pemain bola basket. Berkat konstruksi tinggi dan outsole karet yang tahan lama, All-Star menawarkan dukungan dan perlindungan yang sangat baik bagi pemain bola basket. Â
Pada tahun 1921, pemain bola basket profesional  Charles "Chuck" Taylor menjadi penggemar berat sepatu All-Star. Dia menghargai kualitas sepatu tersebut dan mulai memakainya untuk pertandingan bola basket. Sebagai tanggapan, Converse menambahkan nama Chuck Taylor ke sepatu tersebut dan berpartisipasi dalam desainnya. Ini membuat All-Stars semakin populer dan dikenal sebagai "All-Stars Chuck Taylor". Pada tahun 1930-an dan 1940-an, sepatu Converse Chuck Taylor All-Stars menjadi populer di kalangan pemain bola basket Amerika. Sepatu ini telah menjadi simbol olahraga. Selain itu, popularitas All-Stars melampaui bola basket dan alas kaki kasual. Â
Pada tahun 1966, Converse menghadirkan model baru yang dikenal sebagai "Converse Jack Purcell". Jack Purcell adalah  pemain bulu tangkis Kanada yang terkenal pada masanya. Sepatu Jack Purcell memiliki desain yang lebih ramping dan klasik dengan "senyuman" yang khas  di bagian jari kaki. Pada tahun 2003, Converse mengalami masa-masa sulit dan mengajukan kebangkrutan. Namun di tahun yang sama, perusahaan sepatu terkenal Nike membeli Converse dengan harga sekitar $305 juta. Nike membantu mengembalikan kejayaan merek Converse dan meningkatkan penjualan sepatunya. Â
Hingga saat ini, produk-produk Converse telah populer di  berbagai kalangan, mulai dari atlet hingga pecinta fashion. All-Star dan Jack Purcell tetap menjadi  merek Converse yang ikonik, dan desain serta warna baru terus diperkenalkan. Produk Converse juga beragam mulai dari sepatu hingga pakaian, aksesori, dan kolaborasi dengan desainer ternama, menjadikannya merek yang  berkembang dan menjadi bagian dari budaya populer. Â
Benarkah Converse masih bisa  bersaing hingga saat ini? Ya, produk Converse tetap bisa mengikuti tren saat ini. Meskipun Converse memiliki sejarah  panjang, merek ini terus beradaptasi dengan perubahan tren dan kebutuhan konsumen. Â
Salah satu kekuatan Converse adalah model klasiknya yang ikonik, seperti sepatu All-Stars milik Chuck Taylor. Desainnya bertahan selama bertahun-tahun dan masih menjadi favorit banyak orang. Selain itu, merek ini  terus memperkenalkan varietas baru dalam desain, warna, dan pola untuk mengikuti tren mode saat ini. Misalnya, mereka merilis edisi terbatas, berkolaborasi dengan desainer terkenal, dan merespons warna dan gaya yang trendi. Â
 Selain itu, Converse mencoba mengikuti tren olahraga dan gaya hidup. Merek ini tidak hanya berfokus pada sepatu basket, tetapi juga  memperluas lini produknya hingga mencakup sepatu untuk berbagai aktivitas seperti lari, skateboard, dan gaya kasual sehari-hari. Inilah cara Converse  menjangkau berbagai kelompok konsumen dan mengikuti tren  olahraga dan gaya hidup. Â
Selain alas kaki, Converse  telah memperluas kehadirannya di aksesori dan aksesori. Brand ini menawarkan berbagai macam kaos, jaket, tas, topi dan aksesoris lainnya yang mengikuti fashion dan gaya hidup masa kini. Â
Berkat jangkauan produk yang luas dan upaya untuk mengikuti tren dan kebutuhan konsumen saat ini, Converse tetap menjadi merek penting dan mampu mengikuti perubahan tren mode dan gaya hidup.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H