Mungkin Anda sekalian mengira saya akan menulis tentang Doni Tata, atau Dani Pedrosa, atau bahkan Valentino Rossi. Tidak, saya tidak akan menulis tentang mereka karena semua orang sudah tahu bahwa orang-orang itu adalah pembalap yang kerjanya ngebut dan dengan ngebutnya itu mereka bisa mengharumkan nama bangsa dan negara. Karena itulah, mereka sudah tidak perlu lagi diceritakan. Semua orang sudah tahu. Anda juga kan?
Tapi, bukan hanya para pembalap MotoGP saja yang bisa ngebut demi bangsa dan negara? Ternyata, saya juga bisa melakukan itu. Dan lebih dari Rossi dan kawan-kawannya yang hanya ngebut sewaktu-waktu, saya hampir setiap hari ngebut demi negara :p
Begini ceritanya. Hari-hari ini saya ngajar di sebuah sekolah SSN. Bukan Sekolah Standar Nasional, tapi Sekolah Sangat Ndeso. Letak sekolah ini cukup jauh dari tempat tinggal saya. Dengan naik sepeda motor berkecepatan sedang, perjalanan bisa ditempuh kira-kira 45 menit sampai satu jam.
Tiap hari saya harus menempuh perjalanan dengan medan yang cukup berat itu. Sementara, di rumah saya juga sering kali harus menyelesaikan pekerjaan freelance yang biasanya saya kerjakan mulai dini hari. Di sinilah persoalannya mengemuka. Pekerjaan freelance saya itu seringkali mampu membius dan menceburkan saya ke rimba kata-kata. Rasanya tanggung jika harus memutus keasyikan bergelut dengan kata-kata saat pekerjaan belum sempurna. Karena, seringkali kata-kata itu sulit untuk terlintas lagi jika sudah terputus oleh hal lain.
Demi agar tidak merasa tanggung, saya pun biasanya memutuskan untuk menyelesaikan pekerjaan terlebih dahulu sebelum berangkat mengajar. Nah, inilah penyebab tindakan patriotisme saya. Keputusan untuk menyempurnakan pekerjaan itu membuat saya tidak menyadari bahwa jarum jam sudah melewati angka yang seharusnya. Dan ketika menoleh ke pojok kanan bawah monitor (settingan desktop windows saya masih default :D), baru lah saya sadar bahwa waktu sudah sangat muepet.
Saking mepetnya, tidak ada cara lain agar tidak terlambat sampai sekolah, kecuali NGEBUT. Maka, seperti itulah yang saya lakukan hampir setiap hari: Ngebut pagi-pagi di medan yang cukup berat demi agar tidak terlambat sampai sekolah dan bisa memberi pelajaran tepat waktu. Nah, bukankah ngebut saya ini adalah demi Bangsa dan Negara :D (Narsis mode: ON)?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H