politik kian berasa menjelang Pemilihan Umum Indonesia pada tahun 2024 mendatang, partai politik tengah mempersiapkan amunisi dan strategi demi mendapatkan tempat di masyarakat.
Bukan hal baru jika aktifitas, koalisi hingga manuver antar partai sudah terasa dan saling mengisi pemberitaan sehari-hari.
Tapi jika dilihat, Presiden Joko Widodo tidak menggubris perhelatan tersebut dan sibuk dengan mengejar detlen diakhir pemerintahannya.
Tak terkecuali Prabowo Subianto, seorang pesaing, partner, bawahan atau rekan seperjuangan dalam pengabdian periode ke-2.
"Saya mengucapkan terima kasih dan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada Pak Prabowo dan Partai Gerindra atas dukungannya pada pemerintahan yang saya pimpin, dukungan Partai Gerindra sangat membantu pemerintah dalam melakukan agenda besar bangsa," ujar Joko Widodo saat HUT Gerindra.
Bukan sekali, dua Joko Widodo tengah menyanjung Prabowo di tengah kegiatan dan pekerjaan. Begitu sebaliknya. Rasanya, persaingan mereka dalam kontestasi politik 2 periode lalu hanyalah bagian dari mempertemukan rangkaian solusi dari sekelumit masalah yang dihadapkan Indonesia.
Prabowo Subianto, dalam setiap perjalanannya mengabdi menjadi Menteri Pertahanan bukan hal yang mudah.
Sistem keamanan dan alat keamanan Indonesia cenderung sudah tua dan perlu pembaharuan. Kondisi politik global yang kian memanas sehingga Indonesia perlu mengambil sikap sebagai negara yang berdaulat.
Dari sisi politik, Prabowo tengah dihadapi rangkaian statement negatif akibat keikutsertaannya dalam lingkaran istana.
Dengan santai, Prabowo yang membalas bahwa ia hanyalah seorang prajurit yang tak pernah berhenti berjuang.
Dalam beberapa pemberitaan dan kegiatannya bersama budayawan Cak Nun, Prabowo juga memberikan penjelasan bahwa dirinya tidak mempermasalahkan jika banyak statement negatif pada dirinya asal tetap berjuang untuk rakyat.