Mohon tunggu...
Mad Fadhol
Mad Fadhol Mohon Tunggu... -

Hanya ingin menyalurkan pemikiran lewat tulisan...

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pemilukada Aceh: Menggapai Damai di Negeri Sejuta Pejuang

12 Maret 2012   11:33 Diperbarui: 25 Juni 2015   08:10 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Siapa yang tak Kenal Aceh, negeri kaya di ujung barat jambrut khatulistiwa. Kekayaan yang begitu melimpah ruah dari tuhan, baik kekayaan fisik maupun kekayaan rohani. Negeri sejuta pejuang yang selalu menentang segala tindakan biadab dan tidak berperikemanusiaan dari para penjajah, Portugis hingga Belanda. Namun selalu rendah hati dan mau mengakui diri dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Pengakuan dari segenap rakyat Aceh untuk besatu dalam kerangka NKRI tidak serta menciptakan kedamaian di negeri para pejuang ini. Konflik berkepanjangan di Aceh yang melanda hampir 30 tahun. Berbagai macam langkah pemerintah pun dilakukan untuk membuat Aceh “damai” dari tindakan yang “tegas” hingga yang “lembut” dari pemerintah. Yang paling segar dalam ingatan kita adalah ketika penandatanganan kesepakatan damai (MoU) Helsinki 15 Agustus 2005. Penandatanganan MoU ini seharusnya membawa warna kehidupan yang lebih damai dan kondusif bagi rakyat Aceh. Namun, pada kenyataanya kedamaian di Aceh yang telah didambakan sejak lama belum juga terwujud terutama menjelang Pemilihan gubernur dan 17 bupati, wali kota beserta wakilnya di Provinsi Aceh yang akan diselenggarakan9 April 2012. Situasi mejelang Pemilukada Aceh sangat tidak menentu dan situasi ini terjadi tidak hanya ditaraf elit politk melainkan juga di taraf kehidupan biasa. Yang paling actual adalah serangkaian aksi teror yang terkait Pemilukada Aceh, diantaranya :

1.Tanggal 10 Januari 2012 rumah Misbahul Munir Calon Wakil Bupati Aceh Utara, di desa Keude Kreung Kecamatan Kuta Makmur Aceh Utara,  diberondong dan dilempari bom molotov. Tidak ada korban jiwa dalam kasus itu.

2.Tanggal 1 Februari malam, Rumah Kontraktor digranat dua OTK.

3.Tanggal 6 Februari lalu juga terjadi aksi penyerangan terhadap rumah Asnawi Abdurrahman, yang juga tim sukses Irwandi-Muhyan, di Gampong Beusa Merano Dusun Aman Kecamatan Pereulak Aceh Timur. Tidak ada korban jiwa dalam kejadian itu.

4.Hari Rabu 15 Februari 2012, rumah orangtua calon wakil bupati Pidie Muhammad MTA di desa Simpang Tiga Pidie, juga coba dibakar orang tak dikenal. Namun api cepat dipadamkan dan hanya menghanguskan bagian pintu rumah.

5.Hari Kamis 23 Februari 2012 lalu, rumah orangtua Thamren Ananda, seketaris Partai Rakyat Aceh, di desa Kayee Raya kecamatan Bandar Baru Pidie juga dibakar orang tak dikenal. Dapur belakang rumah humas tim pemenangan Irwandi-Muhyan itu juga hampir ludes dilalap api.

6.Hari Rabu Rabu 29 Februari 2012 dinihari. Mobil tim sukses pasangan calon Gubernur Irwandi-Muhyan di Idi Rayeuk Aceh Timur dibakar orang tak dikenal. Api hanya menghanguskan bagian pintu mobil.

7.Rabu (29/2) dinihari, rumah dan timses Ilyas diserang OTK hingga terluka. Kediaman korban turut rusak akibat dibacoki pelaku.

8.Penembakan Syarifuddin Yunus, Kamis (8/3) menambah rentetan kekerasan yang terjadi di Aceh jelang pilkada. [sumber:http://www.jpnn.com]

Rangkaian aksi teror ini cukup bisa untuk menggambarkan situasi mencekam di Aceh menjelang pemilukada. Pemilukada Aceh seharusnya menjadi ajang pesta demokrasi bagi seluruh rakyat Aceh guna memilih pemimpin mereka. Bukanlah hanya menjadi monopoli oleh beberapa elit politik dan kelompok tertentu saja. Kalau sudah beginirakyatlah yang korban dari perang kepentingan segelintir elit politik dan kelompok saja.

Kita sebagai rakyat jangan mau lagi untuk diprovokasi oleh pihak-pihak yang sengaja untuk mencari keuntungan dari situasi ini. Jika teror di Aceh terus berlangsung maka cita-cita untuk menciptakan Aceh yang damai tidak mungkin bisa terwujud. Jangan jadikan pemilukada sebagai pembeda dan membuat kita terkotak-kotak, sejatinya pemilukada harus memilih pemimpin yang benar-benar bisa menciptakan kedamain di Aceh dan kedamaian yang hakiki hanya bisa diciptakan oleh orang-orang yang berada dalam situasi hati yangtenang dan kepala yang“dingin”. Untuk itu mari kita jaga bersama negeri kita seperti para pejuang kita yang telah menjaga Aceh dan Indonesia. INDONESIA JAYA !!!

Mad_mind #catatankosong

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun