Melihat apa yang terjadi dengan JC dan PSSI saat ini saya menjadi was-was. Saya takut juga dengan kemampuan dana, kengototan KPSI, dan didukung dengan Mafia di berbagai lini di negeri ini maka PSSI akan kembali ke masa lampau yang penuh dengan praktek-praktek kotor.
Dari beberapa berita yang saya baca ada beberapa strategi KPSI yang mungkin bisa saya lihat disini :
1. Mengulur-ulur rapat JC
Strategi ini mereka gunakan untuk memperpanjang nafas mereka dalam menyiapkan mekanisme kudeta ataupun mewujudkan manifesto no 7. Apa yang mereka lakukan dengan mengulur waktu rapat JC sambil memanfaatkan kekuatan media yang mereka miliki untuk memberikan statemen-statemen yang mendukung aksi mereka itu. Selain itu juga mereka menggunakan kesempatan itu untuk membuat pernyataan-pernyataan untuk menggembosi PSSI, baik dari TimNas dan Kompetisi, sehingga rakyat dihadapkan pada kegamangan mana yang akan mereka pilih khususnya untuk supporter fanatik.
2. Menggembosi TimNas dengan menarik para punggawanya ke klub ISL
Strategi ini digunakan untuk menggembosi TimNas di piala AFF 2012, sehingga diharapkan indonesia prestasi akan buruk dan masyarakat akan lebih antipati dengan PSSI. Dengan gelontoran uang dan janji-janji manis kepada pemain dan kurang tercukupinya pemain di klub IPL (dikarenakan masalah finansial) maka KPSI akan mudah menarik para punggawa ini ke klub ISL
3. Gelontoran dana dari Tukang Roti dan kroninya
Strategi ini dilakukan untuk menarik klub2 yang potensial untuk masuk LSI, karena kita tahu kinerja LPI kurang bagus di musim ini. Dengan adanya beberapa klub potensial masuk ke LSI maka semakin akan memperkuat posisi KPSI.
Demikian ulasan saya mengenai strategi KPSI, semoga PSSI bisa mengcounternya. Untuk JC sudah ada solusi yaitu diserahkan ke AFC, tetapi untuk pemain dan klub saya belum melihat langkah dari PSSI untuk melindungi mereka dari rayuan para perusak sepakbola di indonesia ini.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI