Mohon tunggu...
Full Sukses
Full Sukses Mohon Tunggu... Guru - saya, nama Tri Eko Prasetyo, S.Pd. M.M seorang guru di Kementerian Agama dan Dosen UT UBJJ Purwokerto

suka menulis puisi, cerpen dan konten di Tiktok dan Snack Video

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Mengenal Cinta

24 Februari 2024   10:45 Diperbarui: 24 Februari 2024   10:48 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

MENGENAL CINTA

Mentari sebentar lagi  kembali keperaduannya, guratan merah lembayung senja semakin memudar. Rona merah mulai redup pancarannya seolah tirai telah tersibak tanpa tersisa guratan benang warna. Kuning oren jadi hitam pekat seiring guntur kecil menyapa dan menebar rintik titik air hujan. Hujan yang datang tiba-tiba, kadang lama , bisa hilang sekejap, itu biasa musim penghujan telah tiba.

Malam ini rupanya rintik hujan agak lama ketika kubuka jendela, angin dingin menerpa, hujan rintik belum reda. Untuk mengusir boring kuputar lagu Cinta....cocok buat menghibur diri, maklum masa remaja. Lama kudengar lagu-lagu ternyata perasaan masih mager juga.

Hujan belum reda juga, kucoba betah di kamar. Bantal tertumpuk tiga, kurebahkan di bad setengah duduk sambil iseng jari putar-putar di layar android. Mau buka WA, lagi gak mood lalu kutulis pada user google tentang apa dan bagaimana itu cinta. Agak lola mungkin cuaca, kutunggu dengan sabar kemudian mucul juga konten tentang " Apa itu cinta?". Tumben seserius itu aku baca dan meresapi pernyataan demi pernyataan.  

" Kasih tahu nggak, ya ?"  Bisa seru bila kita bisa sama meresapinya.

Saudaraku,  Sejak awal kejadian manusia, kita sudah diingatkan kisah Nabi Adam dan Hawa yang membawa serta  menyemai benih cinta. Hingga sekarang cinta terus bergulir dalam sendi kehidupan sampai kapanpun dunia ini masih ada.

Saudaraku, siapapun bisa menuangkan perasaan yang dapat menggetarkan sanubari hingga berlinang air mata, hanyut tenggelam dalam lautan cinta. Bukankah cinta itu unsur penting dalam kehidupan manusia? Ada yang bilang cinta tak harus dimiliki sehingga ada kemuliaan yang dapat membahagiakan jiwa. Sebaliknya, ada beberapa yang menganggap cinta hanya sekedar unsur dasar dalam mengobarkan dan membakar hasrat, bukan untuk kepuasan jiwa. Nah itu berlaku bagi pemikat hidup yang suka hura-hura dan tidak terpikir bagaimana akibatnya.

Saudaraku, siapa yang tidak kenal Othello, Romeo and Yuliet, oleh karenanya di sini mulai muncul anggapan baru, cinta itu agung, lembut dan penuh tata krama. Pastinya masih ada kesenjangan strata sosial, garis pembeda kehidupan bangsawan yang tidak mungkin bisa digapai rakyat jelata, hanya seribu satu untuk keistimewaan seorang tokoh cinta karena parasnya, kepribadian dan perjuangan hidupnya.

Saudaraku, kisah kasih drama cinta pun semakin bertolak belakang dengan munculnya banyak keraguan ," Mengapa kita harus jatuh cinta ?" konon cinta bisa membuat hati tidak nyaman, jantung berdenyut semakin kencang, jiwa gelisah tak menentu sampai makan tidak enak dan tidurpun tidak nyenyak. Kelihatanya lucu dan lugu memang, tetapi masuk akal  juga kalau sudah pada tahapan sakit fisik dan membuat jiwa menderita, seperti lirik lagu lawas " Dilanda Cinta."

Dasyatnya cinta bisa juga mencapai tahapan cinta abadi, cinta itu romantis sehingga nyaris gak ada skat atau jarak sosial atara bangsawan dan simiskin berkembang secara humanisme universal. Siapa saja bisa memiliki cinta kemudian menikah atau membangun mahligai rumah tangga yang mereka dambakan. Sebuah tali ikatan perkawinan yang mereka bangun dengan pondasi cinta yang kuat.

Saudaraku, perkembangan cinta semakin berharga di mana setiap orang membutuhkan cinta dan ingin dicintai. Cinta dapat membuat orang berguna, menyelesaikan kesukaran dan perbedaan, memecahkan berbagai permasalahan, yang merupakan sesuatu paling berharga dalam mengisi kehidupan dan perkawinan. Pada akhirnya cinta dapat menjadi pembalut jiwa yang dibutuhkan setiap manusia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun