Pada saat ini Covid-19 sudah menyebar ke berbagai negara. Covid-19 berdampak negatif pada perekonomian dunia, tetapi berdampak positif untuk memulihkan bumi. Kasus positif Covid-19 dan angka kematian akibat virus ini terus bertambah. Seharusnya bersyukur masih sehat dan masih menghirup udara gratis. Setidaknya mematuhi aturan protokol kesehatan, jaga kebersihan dan tidak menyepelekan.
Pemerintah menyarankan masyarakat untuk tetap di rumah saja dan melakukan aktivitas secara daring dari pekerjaan sampai pendidikan. Mungkin kebanyakan orang tidak suka berada di rumah seharian, tetapi mereka harus beradaptasi. Sebagian orang juga menyukai berada di rumah saja, itu merupakan hal yang wajar saja untuk mereka.
Aktifitas bercocok tanam dapat dilakukan saat di rumah saja. Mungkin awalnya akan susah untuk memulai bercocok tanam. Jika mau memulai, lama kelamaan akan terbiasa. Seperti saya yang awalnya bermalas-malasan untuk memulai bercocok tanam. Kakak saya yang sering mengajak bercocok tanam dan akhirnya saya ikut memulai.
 Sedikit menceritakan pengalaman saya saat di rumah aja seperti anjuran pemerintah. Aktifitas yang bisa di coba bercocok tanam. Bagi yang tidak betah di rumah saja dan cepat bosan.
1. Menanam sayur hidroponik
Sebelum maupun saat covid-19 kami (kakak, mak'e dan saya) menanam beberapa jenis sayuran seperti selada, kangkung, berbagai jenis sawi, dan lain-lain. Pembuatan hidroponik di samping rumah dengan lahan yang sempit. Terlebih dahulu membuat green house mini dan instalasi hidroponik. Pembuatan green house mini dan perakitan instalasi hidroponik di buat sendiri oleh Kakak saya.
Beberapa kali percobaan untuk merakit instalasi hidroponik. Melihat dari berbagai tutorial yang ada di you tube, melihat pameran pertanian yang ada di Salatiga (sebelum covid), dan bertanya langsung kepada pemilik Bale Hidroponik Salatiga. Percobaan pertama perakitan sistem hidroponik NFT (Nutrient Film Technique) dengan panjang paralon 8 meter (5 buah). Percobaan pertama air tidak bisa mengalir ke bagian paling atas instalasi hidroponik sehingga tanaman layu. Saat covid-19 membongkar instalasi hidroponik. Percobaan kedua perakitan sistem kombinasi hidroponik NFT (Nutrient Film Technique), DFT (Deep Flow Technique) dengan panjang paralon 4 meter (5 buah). Percobaan kedua lebih baik, instalasi hidroponik bisa memutarkan air. Perawatan hidroponik cukup mudah harus menambahkan air pada bak jika air berkurang, menambahkan larutan AB-MIX, pengecekan kadar pH pada bak nutrisi dan setiap pagi sampai sore pompa harus hidup.
Pada saat di rumah saja melakukan kegiatan penyemaian sayur (sawi, selada, kangkung), memindahkan semaian ke instalasi hidroponik, melakukan pengecekan air, dan panen sayur. Sayur hidroponik bisa dikonsumsi sendiri atau bisa juga untuk dijual. Sayur hidroponik tidak begitu diminati karena harga yang terlalu mahal menurut orang di lingkungan kami. Ada juga yang berminat untuk membeli karena mereka sudah paham tentang hidroponik. Mereka membandingkan harga sayur hidroponik yang dijual di kota lebih mahal dari pada sayur hidroponik yang kami tanam. Awalnya bercocok tanam hidroponik ini hanya untuk memenuhi kebutuhan sayur keluarga. Sayur yang di panen bisa di olah sebagai salad sayur, sayur bening, tumis, pelangkap mie instan dan lain-lain. Â Apakah Anda juga berminat untuk memulai menanam sayur hidroponik?
2. Tanaman hias
Pada saat covid-19, bercocok tanaman menjadi hobi yang sedang ngetren terutama tanaman hias. Ada berbagai jenis tanaman hias yang banyak diincar yaitu monstera, aglonema, sansvira, dll. Â Harga tanaman yang lagi ngetren ini mahal. Kebanyakan peminatnya ibu rumah tangga (berdasarkan pengamatan saya part time di sebuah agro wisata). Mengikuti tren mencoba menanam sansvira dan bunga matahari. Tanaman hias memperindah pekarangan rumah.
Beberapa aktifitas yang bisa saya ceritakan untuk kalian. Kegiatan yang bisa di lakukan saat di rumah saja. Semoga segera membaik dan bisa beraktifitas normal lagi.