Mohon tunggu...
Pupu Fujriani Wasngadiredja
Pupu Fujriani Wasngadiredja Mohon Tunggu... Lainnya - Serenity Guide Counselor Sekolah Tinggi Farmasi Indonesia

Serenity Guide Counselor Sekolah Tinggi Farmasi Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mindfullness Breathing: Strategi Mengelola Emosi dalam Konflik Pertemanan Mahasiswa Farmasi

29 Oktober 2024   14:15 Diperbarui: 29 Oktober 2024   14:18 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berlatih Empati dan Pemahaman: Mindfulness breathing membantu mahasiswa untuk mengelola emosi negatif, sehingga mereka dapat lebih mudah mendengarkan teman dan memahami sudut pandang yang berbeda. Dengan demikian, konflik dapat diselesaikan dengan lebih efektif.

  • Membangun Kesabaran: Teknik pernapasan ini juga membantu meningkatkan kesabaran, sehingga mahasiswa dapat menahan diri untuk tidak langsung bereaksi. Ketika emosi sudah lebih tenang, mereka bisa berpikir dengan lebih jernih dan mengambil keputusan yang lebih bijaksana.

  • Tantangan dan Komitmen dalam Menerapkan Mindfulness Breathing

    Meski memiliki banyak manfaat, penerapan mindfulness breathing memerlukan komitmen dan latihan berkelanjutan. Mahasiswa seringkali menghadapi tantangan dalam menyediakan waktu untuk berlatih, terutama di tengah kesibukan akademik. Namun, dengan disiplin dan pemahaman mengenai manfaatnya, mindfulness breathing dapat menjadi kebiasaan yang bermanfaat, tidak hanya dalam mengelola konflik, tetapi juga dalam mendukung kesehatan mental secara keseluruhan.

    Kesimpulan

    Mindfulness breathing adalah teknik yang relevan dan bermanfaat untuk diterapkan oleh mahasiswa farmasi dalam menghadapi konflik pertemanan. Teknik ini membantu mengelola emosi, meningkatkan empati, dan meredakan stres yang dapat memicu konflik. Melalui mindfulness breathing, mahasiswa dapat belajar untuk merespons konflik dengan lebih tenang dan bijaksana, sehingga pertemanan mereka dapat terjaga dalam kondisi yang lebih harmonis. Dalam jangka panjang, pendekatan ini tidak hanya memperbaiki kualitas hubungan sosial mereka, tetapi juga berkontribusi pada peningkatan kesejahteraan mental mahasiswa di lingkungan akademis yang penuh tantangan.

    Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

    HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
    Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
    LAPORKAN KONTEN
    Alasan
    Laporkan Konten
    Laporkan Akun