Mohon tunggu...
Fujiyono Fujiyono
Fujiyono Fujiyono Mohon Tunggu... -

Anak Petani

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Aduan Sapi Bondowoso, Kebudayaan Asli yang Akan Segera Punah

30 Desember 2014   19:03 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:10 390
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Bondowoso - Masyarakat Bondowoso tidak bisa lepas dari hewan yang bernama Sapi, karena sapi merupakan cikal bakal berdirinya kota tape itu. Konon, Ki Ronggo membabat Bondowoso hanya bermodalkan Sapi, Benih jagung dan benih padi yang ditaburnya sepanjang jalan dari besuki ke daerah perbukitan lembab yang kini disebut arak -arak. Dalam perjalanan, Ki Ronggo bersama santri-santrinya menemukan lahan becek, kemudian Ki Ronggo meminta santri-santrinya untuk mengeraskan lahan tersebut yang kini menjadi alun-alun Bondowoso. Dengan gembira, santri-santri Ki Ronggo mengerjakan perintah sang kiai sambil menonton Aduan Sapi.

Di bagian utara kabupaaten Bondowoso, tepatnya di kecamatan Tapen kita dapat menjumpai arena Aduan Sapi yang luasnya sekitar 2 Hektar. Aduan sapi dilakukan oleh 2 ekor sapi yang saling menanduk, namun tidak ada sedikitpun darah yang menetes sehingga atraksi ini bisa disaksikan oleh siapapun. Terlebih lagi, atraksi tradisional ini selain sebagai hiburan bagi masyarakat Bondowoso, juga mempunyai daya tarik kepariwisataan. Sekaligus melestarikan tradisi budaya masyarakat.

Namun sayang kebudayaan ini mendapat teguran keras dari MUI kabupaten Bondowoso, dan akhirnya dihentikan melalui Perada  No.19 Tahun 2002 karena lebih mengarah kepada perjudian dripada kebudayaan dan hiburan. langkah yang dilakukan pemerintah daerah itu dianggap tidak tepat oleh aktivis-aktivis kebudayaan. karena Aduan sapi merupakan Kebudayaan asli Bondowoso dan juga sebagai identitas Bondowoso.

Sebagai putra Daerah, Penulis mengajak untuk mempromosikan kebudayaan ini keseluruh dunia atau bahkan Dunia sehingga Kebudayaan ini bisa dikenal masyarakat luas sehingga Pemerintah Daerah bisa berfikir untuk membatalkan Perda yang melarang Aduan Sapi tersebut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun