Pihak Lockbit meminta tebusan US$ 20 juta atau setara Rp 309 miliar untuk negosiasi, tetapi dari pihak BSI memberikan penawaran hanya US$ 10 juta atau setara Rp 154 miliar yang membuat negosiasi tersebut gagal. Pihak Lockbit kemudian menyebarkan data pengguna tersebut ke publik.
Dengan sedemikian banyak kasus kebocoran data ini, maka instansi, oraganisasi, atau Perusahaan perlu memikirkan langkah konkret untuk mengantisipasi kebocoran data berulang dikemudian hari. Tentu yang harus disiapkan adalah keamanan data yang mumpuni agar para pembobol dunia maya ini tak lagi menyusup dan mencuri data dari sistem yang dimiliki oleh Perusahaan.
Keamanan data adalah praktik identifikasi dan perlindungan data sensitif, serta memastikan bahwa data tersebut tetap aman sepanjang siklus hidupnya. Data yang memerlukan perlindungan adalah tergantung pada peraturan compliance atau standar yang mengatur organisasi
Keamanan data melibatkan tiga tahap:
1. Data at Rest: Perlindungan data ketika data tersebut berada di dalam sistem atau perangkat keras.
2. Data in Use: Perlindungan data ketika data tersebut sedang digunakan oleh aplikasi atau sistem.
3. Data in Motion: Perlindungan data ketika data tersebut sedang dalam perjalanan dari satu lokasi ke lokasi lain.
Menurut salah satu perusahaan IT asal Jepang, Fujitsu, solusi keamanan data adalah dengan mengintegrasikan solusi keamanan data dengan teknologi cloud melalui beberapa langkah berikut:
1. Enkripsi Data: Fujitsu menggunakan teknologi enkripsi data untuk melindungi data sensitif yang disimpan di cloud. Enkripsi data memungkinkan data untuk tetap aman dan tidak dapat dibaca oleh pihak lain.
2. Autentikasi Dua-Faktor (2FA): Fujitsu menggunakan autentikasi dua-faktor untuk memverifikasi identitas pengguna sebelum mereka dapat mengakses data di cloud. 2FA memungkinkan pengguna untuk menggunakan kombinasi password dan kode verifikasi tambahan untuk mengakses data.