Indonesia setelah dua tahun ini tengah dilandai dengan Covid-19, yang berasal dari Wuhan-China. Dampak virus Covid 19 ini mewabah keseluruh dunia, termasuk Indonesia. Di Indonesia, kehidupan ribuan, bahkan jutaan anak dan keluarga seakan-akan terhenti. Di mulai dengan Wok From Home (WFH), sampai dengan penutupan sekolah. Siswa-siswi yang biasanya belajar di sekolah, tetapi dengan adanya virus Covid-19 ini menjadikan siswa-siswi harus belajar di rumah, dengan bimbingan full dari orang tua, dan bimbingan guru secara online. Tetapi hal itu tidak menjadikan siswa belajar dirumah dengan orang tua, fakta dilapangan menyebutkan bahwa siswa memanfaatkan ini dengan main bersama temannya.
Setelah wabah virus Covid 19 menurun di Indonesia, Pemerintah menetapakan kebijakan pembukaan sekolah dengan menerapkan Protokol Kesehatan, yang mana siswa harus mencuci tangan sebelum masuk kelas, menggunakan masker, dan menggunakan handsanitizer. Setelah pembukaan sekolah-sekolah di beberapa tempat yang telah dinyatakan dengan zona hijau atau aman, ternyata banyak penurunan dari siswa baik dari segi literasi dan numerasinya. Bahkan siswa yang telah masuk kelas tinggi pun menjadi kesulitan mengenai numerasi yang guru berikan secara online, dikarenakan penjelasan yang secara tidak langsung, dan siswa yang kurang memperhatikan guru pada saat sedang menjelaskan.
Saya Fuji Novitasari yang merupakan mahasiswa semester 6 yang mengikuti program kampus mengajar Angkatan 3, dan saya di tempat tugaskan di SDN Cukanggenteng 3. Setelah penempatan, saya berdiskusi dengan pihak sekolah terkait beberapa informasi sekolah, dan mengenai siswa-siswi yang berada di SDN Cukanggenteng 3 ini, pada saat berdiskusi saya mendapatkan beberapa informasi dari pihak sekolah yang mana siswa-siswi di SDN Cukanggenteng ini mengalami beberapa penurunan, dikarenakan telah dua tahun tidak masuk sekolah menjadikan siswa belajar di rumah, dan dengan system online. Dikarenakan banyaknya sekali kendala yang dialami, dimulai dari segi teknologi yang tidak semua siswa memiliki gadget, dan system pembelajaran di rumah yang di alami oleh siswa. Selaras dengan program kegiatan kampus mengajar ini yang mana akan meningkatkan literasi dan numerasi siswa. Setelah mendengar informasi dari pihak sekolah saya pun membuat rencana bagaimana agar  dapat meningkatkan kembali numerasi siswa.
Saya pun membuat strategi pembelajaran siswa dengan menggunakan media pembelajaran yang secara langsung, jadi siswa dapat langsung melihat dan mengaplikasikan media pembelajaran itu dengan materi yang telah di berikan oleh saya, contoh nya seperti dokumentasi berikut, saya membuat media pembelajaran Satuan Panjang, dengan seperti itu siswa dapat langsung menghitung soal mengenai satuan panjang dengan menggunakan angka-angka yang telah di sediakan, dan siswa juga bisa sambil melihat langsung mengenai satuan panjang yang jika soal nya menaik itu berati dibagi dan jika menurun berati di kali. Dengan pembiasaan pembelajaran yang seperti ini, dapat meningkatkan kembali numerasi pada siswa pasca Covid 19.
Menurut David, Bern dalam Iwan. Peran pembelajar adalah menyediakan, menunjukkan, membimbing dan memotivasi pebelajar agar mereka dapat berinteraksi dengan berbagai sumber belajar yang ada. Bukan hanya sumber belajar yang berupa orang , melainkan juga sumber-sumber belajar yang lain. Bukan hanya sumber belajar yang sengaja dirancang untuk keperluan belajar, melainkan juga sumber belajar yang telah tersedia. Semua sumber belajar itu dapat kita temukan, kita pilih dan kita manfaatkan sebagai sumber belajar bagi pebelajar kita. Alat peraga adalah alat (benda) yang digunakan untuk memperagakan fakta, konsep, prinsip atau prosedur tertentu agar tampak lebih nyata/ konkrit. Alat bantu adalah alat (benda) yang digunakan oleh pembelajar untuk mempermudah tugas dalam mengajar. Audio-Visual Aids (AVA) mempunyai pengertian dan tujuan yang sama hanya saja penekanannya pada peralatan audio dan visual. Sedangkan alat bantu belajar penekanannya pada pihak yang belajar (pebelajar). Semua istilah tersebut, dapat kita rangkum dalam satu istilah umum yaitu media pembelajaran (Wiratmojo,P dan Sasonohardjo, 2002).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H