Mohon tunggu...
Fujiati
Fujiati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Universitas Indonesia

Mahasiswa Sastra Indonesia dengan ketertarikan mendalam pada dunia penulisan dan pengeditan. Minat saya terhadap kajian bahasa telah membawa saya pada perjalanan akademis yang penuh dengan eksplorasi bahasa, budaya, dan sejarah Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas Pilihan

Organisasi Menghambat Kuliah?

1 Juni 2024   14:11 Diperbarui: 1 Juni 2024   14:17 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Beberapa waktu lalu, saya mengalami kejadian menyebalkan di saat mengerjakan tugas perkuliahan. Tugas ini mengharuskan saya membuat makalah yang memiliki minimal 6.500 kata dan disusun secara berkelompok. Kenapa menyebalkan? karena satu kelompok terdiri dari tiga orang dan salah satunya sangat tidak kooperatif karena sibuk dengan kegiatan organisasinya.

Sebutlah teman kelompok saya yang sibuk berorganisasi ini si 'A' dan teman kelompok yang lain dengan si 'B'. Saat akan menentukan jadwal untuk bekerja kelompok si 'A' ini selalu beralasan tidak bisa karena harus mengikuti rapat kepanitiaan maupun rapat organisasi. Alhasil dia selalu tidak bisa diajak berdiskusi membahas tugasnya bersama-sama. Si 'A' ini sangat mementingkan dan mendahulukan tugas organisasinya daripada tugas kelompok kami. Sedangkan teman saya yang 'B' ini, tipe teman yang tidak enakan terhadap orang lain. Alhasil, si 'A' ini asal-asalan saat mengerjakan bagiannya dan membuat saya harus membenahi ulang tulisannya. Hal ini sangat menjengkelkan hati saya, karena berarti saya harus bekerja dua kali hanya karena ada anggota kelompok yang lebih mementingkan organisasinya ketimbang tugas kuliahnya.

Ketika saya menceritakan hal ini kepada teman lama saya yang berkuliah di tempat berbeda, ia ternyata juga pernah mengalami hal yang saya rasakan. Ia menertawakan kekesalan saya terlebih dahulu, sebelum akhirnya menceritakan pengalamannya. "Hahaha kasian banget sih dapet temen kelompok begitu" katanya dengan suara cempreng.

Kemudian, ia bercerita bahwa di semester lalu ia juga memiliki pengalaman tak mengenakan dengan teman yang sangat aktif berorganisasi namun mengabaikan tugas kuliah. Saat itu, ia dan temannya ini satu kelompok dalam tugas perkuliahan dan juga menjadi anggota suatu organisasi yang sama. Pada waktu itu, semua anggota kelompok sedang pusing dan kebingungan dengan instruksi tugas dari dosennya. Namun, temannya ini tidak ada saat anggota yang lain sedang kebingungan memikirkan tugasnya. Ia beralasan tidak bisa ikut berdiskusi atau membantu tugas kelompok karena sedang mempersiapkan acara organisasi kampus yang sangat bergengsi. Ia meminta kepada teman-teman sekelompoknya untuk memakluminya. Hal tersebut membuat teman saya marah karena ia juga bagian dari acara itu tetapi ia tidak mengabaikan tugasnya di perkuliahan seperti temannya tadi. Alhasil teman saya merasa sangat kesal dan mengerjakan tugas tersebut tanpa temannya yang sibuk berorganisasi tadi. "Hahaha kasiannn" ujar saya yang gantian menertawakan kemalangannya mendapat teman kerja kelompok mengesalkan.

Beberapa hari kemudian, ketika saya sedang ada di ruang kemahasiswaan, saya melihat kakak tingkat yang mengospek saya saat menjadi maba. Saat saya sapa, ternyata ia sedang mengisi formulir untuk pendaftaran wisuda tahun ini. Woww betapa terkejutnya saya karena dia hanya satu tingkat di atas saya yang seharusnya masih mengikuti beberapa mata kuliah untuk melengkapi jumlah sks, tetapi sekarang sudah menyelesaikan studinya. Kakak tingkat saya ini adalah mahasiswa yang cukup aktif dalam dunia organisasi namun dia berhasil menyelesaikan studinya hanya dalam waktu 3,5 tahun. Sangat keren bukan.

Setelah bercakap-cakap, saya mengerti kenapa dia bisa menyelesaikan studinya dengan cepat dan tetap aktif berorganisasi. Kuncinya adalah satu, mengutamakan kepentingan kuliah di atas organisasi. Jadi, apabila ada tugas organisasi dan perkuliahan dalam satu waktu, ia akan menyelesaikan tugas kuliahnya terlebih dahulu. Dengan begitu studi akan tetap aman dan organisasi pun juga akan berjalan lancar.

Dalam dunia perkuliahan biasanya di tingkat pertama ia akan mulai mencari dan memilih organisasi mana yang akan ia ikuti. Tak jarang juga pada tingkat pertama ini mereka sudah ambis mengikuti berbagai organisasi karena mungkin adanya pengaruh teman-teman ataupun kakak tingkat. Pada tingkat kedua inilah biasanya sebagian besar mahasiswa mulai aktif mengikuti berbagai organisasi maupun kegiatan di luar kampus. Namun, untuk mahasiswa yang sudah mulai mengikuti organisasi di tingkat pertama, ia akan lelah di tingkat ini dan malah tidak mengikuti organisasi apapun. Lalu pada tingkat tiga, mahasiswa biasanya disibukkan dengan tugas kuliah maupun kegiatan magang. Mahasiswa yang masih ambis dengan organisasi biasanya akan sangat aktif juga di tingkat ini karena merasa ini adalah saat terakhirnya dapat mengikuti organisasi sebelum dihadang oleh tugas akhir di semester selanjutnya. Di tingkat akhir, para mahasiswa sangat sedikit yang mengikuti organisasi atau bahkan tidak ada karena memiliki tuntutan menyelesaikan tugas akhir. 

Kemungkinan besar mahasiswa yang terlalu mementingkan kegiatan organisasi di atas segalanya, bahkan di atas kewajiban perkuliahan akan selalu menjadi beban bagi teman kelompoknya. Hal ini menunjukkan bahwa apabila suatu mahasiswa tidak dapat mengendalikan atau memanajemen kegiatannya ia tidak hanya merugikan dirinya sendiri, tetapi orang lain juga. Kerugian pada orang lain dapat berupa rasa kesal dan lelahnya teman sekelompok karena kekurangan anggota saat mengerjakan tugas. Sedangkan kerugian pada diri sendiri dapat berupa telat lulus karena terlalu sibuk di organisasi. Dilansir dari Okezon.com mahasiswa yang terlalu mementingkan organisasinya sampai mengorbankan kuliahnya akan menyebabkan mereka lama untuk lulus. Akan tetapi, perlu digaris bawahi bahwa bukan hanya organisasi yang menyebabkan telat lulus. Masih ada banyak faktor lain yang menjadi sebab.

Organisasi memang menawarkan sejumlah kesempatan besar untuk mengasah potensi diri. Ada banyak hal yang tak didapatkan di kelas tetapi didapatkan di organisasi. Para mahasiswa di Indonesia banyak yang berbondong-bondong untuk mendapatkan hal tersebut dengan mengikuti berbagai organisasi. Hal ini sebenarnya sangat bagus untuk para mahasiswa karena mereka sadar pentingnya belajar tidak hanya dari dalam kelas. Namun, karena kurangnya manajemen diri yang baik, para mahasiswa jadi terlena dengan organisasi dan malah mengabaikan kewajiban mereka di perkuliahan. Hal tersebut sangat disayangkan karena pasti ada dampak negatif yang menyertainya.

Di kampus luar negeri, seperti Colombia University, NTU, dan lain-lain,  para mahasiswanya juga mengikuti organisasi seperti di Indonesia. Akan tetapi, mereka mengetahui  mana yang harus didahulukan antara organisasi dengan kewajiban berkuliah sedangkan di Indonesia seperti cerita-cerita saya tadi tergambar jelas bahwa mereka kurang menyadari mana yang harus menjadi prioritas.

Jadi, sebenarnya organisasi merupakan wadah yang sangat bagus, hanya saja perilaku-perilaku yang tidak bisa memprioritaskan kewajiban kuliah dengan organisasi yang membuat persepsi yang buruk mengenai organisasi. Kalau kita dapat membagi dan mengatur waktu, organisasi akan memberikan 1000 manfaat untuk kita. Namun pada intinya kembali lagi pada individunya masing-masing akan tetapi jika tidak bisa mengaturnya dengan baik, hal tersebut dapat menjadi suatu boomerang bagi para mahasiswa, yaitu menghambat perkuliahan mereka.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun