Mohon tunggu...
Fuji Astuti
Fuji Astuti Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Politik

Tragisnya Komunikasi Politik di Indonesia

6 September 2016   14:29 Diperbarui: 6 September 2016   14:40 363
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Komunikasi adalah penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan guna mendapatkan suatu timbal balik yang akhirnya dapat saling dimengerti. Komunikasi atau interaksi merupakan salah satu hal yang paling penting dalam kehidupan bermasyarakat. Begitu pula komunikasi yang terjadi didalam dunia politik saat ini.

Pengertian komunikasi politik menurut Rusadi Kantaprawira adalah penghubungan pikiran politik yang hidup didalam masyarakat, baik itu pikiran intern golongan, asosiasi, instansi ataupun sektor kehidupan politik pemerintah. Rusadi melihat komunikasi politik darisisi kegunaannya.

Jika disederhanakan maka komunikasi politik merupakan kegiatan yang senantiasa dilakukan oleh seorang politikus maupun partai politik untuk mencapai tujuan-tujuan politik tertentu, bahkan masyarakat secara luas juga terlibat dalam kegiatan komunikasi politik baik disengaja maupun tidak disengaja dengan motif dan tujuan masing-masing. Secara umum ada tiga tujuan komunikasi politik,yaitu : Sebuah upaya membentuk citra (image) politik, membentuk pendapat umum,dan meningkatkan partisipasi politik masyarakat dalam pemilihan umum.

Setelah memahami makna dari pengertian komunikasi politik, hal yang patut dipertanyakan saat ini adalah bagaimana para politikus tanah air menciptakan komunikasi politiknya terhadap masyarakat banyak ? Tentu saat ini banyak yang tidak menyadari jika disekeliling kita telah banyak berkeliaran hal yang mereka(pelakon politik) lakukan untuk mencari perhatian masyarakat. Dimulai dari hal sederhana seperti kampanye yang menampilkan iklan membanggakan parpolnya atau juga dengan berbagai slogan-slogan kerakyatan dramatis yang sering diselipkan disetiap tempat disudut-sudut jalan lalu lintas kita.

Mungkin sebagian orang cukup tak perduli akan itu. Tapi bagi mereka yang terlibat, tanpa adanya hal tersebut maka pencitraan diri yang dibuat akan sia-sia saja. Ditambah dengan cara berkampanye yang terlalu memaksa dan terlihat sembrono, semakin membuat budaya dalam berkomunikasi politik tidak bisa dikatakan baik. Komunikasi politik harusnya dilakukan secara kekeluargaan dan dapat dimengerti oleh masyarakat awam. Tapi yang terjadi saat ini malah sebaliknya, komunikasi politik itu dilakukan hanya untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan tanpa perduli masyarakatnya mengerti atau tidak pada apa yang mereka sampaikan. Tujuan mereka hanya untuk mencari suara rakyat yang pada akhirnya membuatmereka mendapatkan kursi kemenangan itu.

Sungguh ironis bagaimana mereka berkomunikasi dengan rakyatnya sendiri, terlebih ketika para politikus tersebut saling melemparkan sindiran sindirannya pada politikus lain secara frontal didepan publik. Ingin didengar opininya tapi dengan cara yang kontroversi, tidak mengajarkan hal baik sedikitpun yang mengakibatkan semakin berkembangnya sikap apatis masyarakat terhadap politik dan semakin membuat mereka buta akan peristiwa apa saja yang sedang terjadi didalam lingkungan politik negaranya sendiri.

Setelah memperhatikan keadaan ini, mari kita bertanya pada para pelakon politik akan sampai kapan budaya komunikasi politik tak mendidik tersebut terus berkembang di Indonesia ?

 

NAMA                         : FUJI ASTUTI 

NIM                             : 07031181520060

MATA KULIAH           : KOMUNIKASI  POLITIK

KAMPUS                     : UNIVERSITAS SRIWIJAYA

DOSEN PENGASUH   : NUR ASLAMIAH SUPLI BIAM M,Sc

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun