Mohon tunggu...
Fufut Tri Nur Indah
Fufut Tri Nur Indah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Magister Ilmu Keluarga dan Perkembangan Anak IPB University

Pemerhati Anak dan Keluarga

Selanjutnya

Tutup

Parenting

Ketiadaan Sosok Ibu dan Kekerasan Seksual: Belajar dari Kasus Penjual Gorengan

21 September 2024   23:26 Diperbarui: 23 September 2024   17:11 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: bogor.tribunnews.bogor

Pemerkosaan dan pembunuhan gadis penjual gorengan yang dilakukan oleh Indra Septiarman alias IS di Padang Pariaman membuka banyak masalah yang kompleks. Pelaku IS merupakan pria yang tumbuh tanpa adanya sosok ibu. Pelaku kejahatan pemerkosaan seringkali merupakan produk manusia yang tumbuh dari trauma masa kecil, kurang berkembangnya pendidikan emosional, serta adanya gangguan sosialisasi dalam hidupnya.

Ketidakhadiran sosok ibu  akan berdampak pada anak yang tidak mampu untuk mengontrol emosi, memberikan kasih sayang dan empati pada sesama makhluk hidup. Absennya sosok ibu ini tentunya tidak bisa dijadikan alasan pembelaan, karena bagaimanapun juga pemerkosaan dan pembunuhan merupakan kejahatan berat. Terlebih pelaku IS adalah individu dewasa.

Pada anak yang tidak memiliki sosok ibu, seharusnya diberikan figure pengganti seperti bibi atau tante atau siapapun yang diharapkan mampu mengajarkan nilai-nilai dasar dalam pembentukan karakter anak. Selain itu perlu diberikannya lingkungan pengasuhan yang positif seperti kontrol teman sebaya dan kontrol paparan sosial media. Terbukti dengan ada orang yang sukses meskipun ada kekosongan peran ibu dalam tumbuh kembangnya, tetapi ia tumbuh dalam lingkungan yang positif dan adanya sosok pengganti yang baik.

Kasus penjual gorengan adalah potret bagaimana kegagalan sistem di negara ini dalam mengedepankan pendidikan karakter dibandingkan pendidikan yang dominan kognitif. Kegagalan sistem dalam memastikan anak-anak untuk tumbuh dalam pengasuhan yang positif. Oleh karena itu, penting adanya pendidikan karakter di sekolah-sekolah kita serta adanya program parenting di setiap sekolah supaya ada keterlibatan peran pengasuhan orang tua untuk menstimulasi anak dalam berempati, mengkontrol diri, dan memiliki penghormatan terhadap makhluk lain. Tumbuh kembang anak akan optimal jika ada peran pendidikan dan pengasuhan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun