“Tak blonyohi kayu putih yo, nduk – aku olesin kayu putih ya,Nak!” rasanya, mendengar nama kayu putih disebut, suara sama-samar almarhumah eyang putri ikut terdengar di telinga saya.
Hanya sebotol kayu putih cap lang, ragam kenangan masa lalu seolah mampu terperangkap ke dalamnya.
Dulu, tiap kali habis mandi, kayu putih selalu jadi hal pertama yang dioleskan eyang. Pun ketika badan tak sehat, eyang selalu dengan sigap menenteng kayu putih lantas melumurkannya. Mungkin lantaran kehangatan kasih sayang, yang berpadu dengan kehangatan dari minyak kayu putih, makanya ketika sakit, badan saya cepat sekali pulihnya. Jarang sekali saya sakit sampai waktu yang lama. Bahkan waktu kecil saya belum pernah yang namanya masuk rumah sakit. Tercatat, hanya sekali ketika SMP.
“Yang merknya cap lang, mbak! Pokoknya saya nggak mau kalau nggak cap lang!” samar-samar saya ingat lagi, bagaimana eyang selalu mengucapkan itu ketika mengajak saya membeli minyak kayu putih. Eyang saya ini memang agak keras kepala, dan cukup fanatik jika sudah menyukai sesuatu, termasuk soal merk minyak kayu putih. Dulu, hanya perkara karena minyak kayu putih, ibu saya bisa sampai dimarahi.
“Dinggo putune, kok coba-coba, yo nduk!- Buat cucunya kok coba-coba!-“ begitu ujar eyang, beberapa kali menirukan iklan minyak kayu putih cap lang yang melegenda. Kalau sudah eyang bilang begitu, saya kecil, pasti langsung terkekeh-kekeh karena expresi eyang yang lucu menghibur.
Minyak Kayu Putih Cap Lang kini pun telah bertumbuh, bervariasi, menyajikan pilihan yang makin pas untuk saya. Minyak Kayu Putih Aromatherapy, merupakan inovasi yang harus saya acungi jempol. Aroma keharuman yang kini bisa kita pilih suka-suka, namun memiliki kehangatan yang jauh lebih kuat, sangat pas buat saya yang kini sudah bukan kanak lagi.
“Saya suka yang rose, Mbak!” ujar saya saat beberapa waktu lalu membeli minyak kayu putih di sebuah toko langganan saya. Si mbak penjual lantas segera mengambilkannya. Tangannya merogoh ke deretan etalase minyak kayu putih paling depan. Saya ikut mengamati etalase itu. Minyak Kayu Putih Cap Lang dengan varian barunya, terlihat mendominasi jajaran minyak kayu putih di etalasenya. Hanya terlihat dua merk lain dengan jumlah yang jauh lebih sedikit. Yeah, sangat tak mengherankan, mengingat brand Cap Lang yang memang sudah melegenda dan banyak dicari orang.
Perut saya yang beberapa hari ini sedikit kembung gegara dismenhore, olesan kayu putih rasanya begitu saya butuhkan. Minyak Kayu Putih Aromatherapy rose menjadi pilihan saya. Tentu saja, ini karena pertimbangan aroma rose, yang kata banyak orang mampu membangkitkan energi positive. Saat-saat tamu bulanan singgah seperti ini, mood sering sekali terganggu. Semangat mengendor, dan perasaan melow-melow, kuat memenuhi hati. Oleh karenanya, saya butuh aroma Rose dari minyak kayu putih Cap Lang. Yang selain mampu meredakan perut kembung, mood saya pun bisa ikut membaik. Pastinya, membuat saya jadi lebih berenergi menghadapi hari.
Masalah kemasan, Cap Lang juga cukup variatif. Ia menyajikan pula pilihan ukuran yang fleksibel. Pilihan ukuran botol yang bisa kita pilih sesuai kebutuhan. Mulai dari yang kecil ukuran 15 ml, agak besar sedikit kemasan 30 ml, lebih besar lagi hingga 120 ml untuk 3 varian aroma rose, green tea, serta lavender. Sementara untuk aroma asli eukaliptus(origin kayu putih) kemasan paling besar sampai dengan ukuran 210 ml.