Mohon tunggu...
Fuandani Istiati
Fuandani Istiati Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

penggemar cressendo dan anime Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarata

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Indonesia Melihat Monorel

18 Oktober 2013   10:11 Diperbarui: 24 Juni 2015   06:23 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mengetahui sedikit tentang permasalahan transportasi di Indonesia yang sedikit ruwet mungkin luamayan menarik. Karena negeri ini menjadi tempat terbanyak sekaligus terbesar dalam menggunakan kendaraan baik pribadi maupun umum. Namun, mengeluhnya juga sangat besar saat ada berita kenaikkan BBM. Demo berkumandang dimana-mana seakan berpaduan suara.

Kalau mau memakai maka juga harus berkorban. Seperti halnya berani menggunakan kendaraan bermotor berani berkorban uang juga untuk membeli bahan bakarnya. Itu seharusnya yang terpikir oleh para pengendara motor dan mobil pribadi.

Maka, sangat setuju apabila transportasi umum perlu diperbanyak demi penghematan BBM sendiri. Tengoklah negeri tetangga Malaysia yang sudah menerapkan cinta terhadap transportasi umum. Contohnya monorel, sehingga kemacetan yang sudah menjadi jamur di ibukota sudah sedikit terobati. Dibandingkan Jakarta yang memang sudah sangat overload penduduk tapi angkutan umum masih sangat minim. Sebenarnya  bukan minim namun hanya saja belum terorganisasi dengan baik. Dan masih banyak juga mayoritas penduduknya menggunakan kendaraan pribadi.

Penulis sangat setuju dengan monorel, terkait zaman yang sudah maju. Selagi memanfaatkan lahan yang ada juga. Karena, memang sudah tidak ada lagi tanah di Jakarta untuk dijadikan jalan. Apabila penerapan ini optimal, maka pembangunan monorel sebagai media transportasi bisa menjalar keberbagai daerah. Karena memang kita masih jarang melihat monorel dikota-kota di Indonesia. Dan masyarakat masih dialokasikan ke bus kota dalam menggunakan kendaraan umum. Maka, ini juga mempengaruhi dan pada akhirnya masyarakat lebih memilih menggunakan kendaraan pribadi sperti sepeda motor yang lebih efisien waktu dan tenaga.

Perwujudan monorel lebih nyaman dan efisien. Perjalanan antar kota pun juga lebih nyaman. Hanya saja mungkin belum ad aide dana dalam pengalokasiannya. Kalaupun sudah ada mungkin masih berpikir lama untuk mewujudkannya. Karena, memang masyarakat Indonesia masih terlalu nyaman menggunakan sepeda motor. Tapi giliran pemerintah menaikkan harga BBM, mereka mengeluh. Apa ini bentuk mentalitas kita?

Sesungguhnya apabila kita mengetahui penggunaan transportasi umum lebih nyaman. Hanya saja kurang adanya fasilitas yang mendukung. Pemerintah belum terlalu memperhatikan dalam pemeliharaan fasilitas kendaraan umum. Sebagai contohnya saja, sudah berbagai kota menerapkan busway demi kenyamanan berkendara. Namun, sudahkah kita melihat halte-halte busway tersebut memenuhi fasilitas para pelanggan. Kalaupun disetiap halte menyediakan toilet, pasti toilet-tolet tersebut jauh dari kata sehat. Belum lagi keadaan buswaynya yang sangat kurang produktif.

Hal-hal seperti ini sangat perlu diperhatikan. Karena apabila kita sadar akan betapa bermanfaatnya transportasi umum. Maka, tak aka nada demo kenaikkan BBM mungkin. Dan pastinya gerakkan go-green bukan hanya menanam pohon. Karena masyarakat sudah peduli akan kesehatan lingkungan. Mungkin monorel bisa menjadi solusi masyarakat Indonesia yang rindu akan kenyamanan dalam menggunakan fasilitas negara. Seperti kendaraan umum.

Dan pastinya, akan membuka lebih lapangan pekerjaan. Dan junga kemacetan lalu lintas bisa teratasi. Walau semua ini bisa terealisasi dengan baik, tapi kalau saja tidak ada apresiasi tersendiri dari masyarakatnya semua ryencana pembangunan ini hanya bisa jadi sebuah khayalan saja. Karena memang kalu dilihat realitas masyarakat kita lebih nyaman kalau menggunakan sepeda motor pribadi dalam mengendara. Maka, sangat mudah negara kita ini menjadi korban otak kapitalis-kapitalis kendaraan bermotor dari negeri sakura. Belum lagi pembengkakan tunggakan BBM dinegara kita ini yang masih menyandarkan perusahaan minyaknya kepada perusahaan asing. Padahal prediksi BBM negara sudah diujung tanduk. Kalau dihitung ada satu juta pengguna sepeda motor di Indonesia. Berapa barel minyak bumi yang akan diperlukan?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun