Mohon tunggu...
Anak Alam
Anak Alam Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

di dunia ini aku hanya ingin bahagia dg cara yang tidak salah . .

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Pengendalian Emosi yang Buruk Adalah Suatu Ketidakdewasaan

29 Oktober 2013   14:08 Diperbarui: 24 Juni 2015   05:53 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Dia adalah orang yang cukup tangguh di dunia ini. Meski pada awalnya selalu tertinggal, tanpa dengan semangatnya dia bahkan mampu melampaui yang lainnya. Dia menyukai kebersihan. Kebersihan fisik dan juga sikap. Satu kendala terbesarnya adalah kemalasan. Kemalasan terjadi karena tubuhnya tidak semangat untuk beraktifitas. Dan ada beberapa faktor penyebabnya diantaranya:


  1. Makanan yang dikonsumsi tidak sehat. Misalnya junk food, makanan yang mengandung banyak gula, minyal, pewarna, pengawet serta zat adiktif lainnya yang tidak alami.
  2. Sikap ketidakjujurannya, kesombongannya dan sikap-sikap negatif lainnya yang bertentangan dan hatinya.

Dia menyadari bahwa kualitas dirinya sudah semakin jauh dari 100% tapi ia memutuskan untuk tetap hidup dan melakukan segala kehendakknya dengan pertimbangannya sesuai kemampuannya. Cita-citanya dimasa depan adalah menjalani kehidupan yang ideal;layaknya manusia lain.

Dia mempunyai sifat dan sikap yang sangat unik. Dia langka di dunia ini. Dia seorang yang penuh misterius. Dia menyukai kedewasaan. Keinginan itu muncul sekitar semenjak kelas 5 SD. Dia mulai tidak nyaman dianggap sebagai anak kecil yang serba dikomando dan tidak dihargai keputusannya. Sehingga ia mulai merubah sikapnya; perlahan-lahan ia menghilangkan sikap spontanitasnya dan lebih berfikir sebelum bertindak.Sejak kecil ia memang sudah merasakan bahwa dirinya adalah berbeda. Semakin dewasa ia semakin sadar bahwa setiap manusia layaknya baterai yang memiliki dua sisi positif dan negatif.

Menginjak usia SMA ia semakin sering merenung dan melamun. Mungkin 6 dari 24 jam sehari ia isi dengan merenung. Dia mulai menjadi mahkluk anti sosial, meski ia dalam jurusan sosial dalam dunia pendidikannya; bahkan hingga ke perguruan tingginya. Dia sangat diam dan pemdiam. Ia sering merasa telah mampu bersikap lebih dewasa dari orang-orang yang secara usia jauh berada di atasnya. Menurutnya orang-orang dengan pengendalian emosi yang buruk adalah suatu ketidakdewasaan. Egoisme yang melekat kuat pada diri seseorang adalah bukti bahwa dia masih kanak-kanak.

Dia selalu mencari tahu yang sebenarnya akan sumber kekuatannya. Keramaian jelas terbukti telah menguras besar energinya. Terkadang ia sangat berhati-hati hingga lambat sekali melakukan suatu hal. Rasa takut yang berada dihadapannya membuat pandangannya terhalang dan tidak mampu mengetahui apa yang berada di kejauhan.

Dia selalu berdialog dengan dirinya sendiri. Tak pernah seharipun berlalu tanpa dialog dengan pikiran atau hatinya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun