Mohon tunggu...
Fuad Sarifudin Sarifudin
Fuad Sarifudin Sarifudin Mohon Tunggu... -

Penggila sepakbola, hobi berolah raga(apa saja). pekerja keras

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kekurangan Tenaga Insinyur, Peluang Masuknya Tenaga Kerja Asing

18 September 2015   22:17 Diperbarui: 18 September 2015   22:19 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

 

Hampir setiap tahun Perguruan Tinggi di Indonesia seperti ITB, IPB, UGM dan Perguruan Tinggi lain melahirkan banyak insinyur baru. Namun, hal ini tidak berbanding lurus dengan data yang di himpun oleh Kementrian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi yang menyatakan bahwa kenyataan dilapangan saat ini Indonesia kekurangan sekitar 125.000 insinyur. Kondisi tersebut sama sekali tidak bisa diremehkan, sebab akan membuat celah bagi masuknya tenaga kerja asing ke Indonesia. Hal ini pun tidak akan diharapkan oleh semua kalangan masyarakat.

Lowongnya posisi insinyur yang begitu besar tersebut salah satunya di tengarai karena lulusan insinyur bekerja di luar bidangnya. Minat lulusan insinyur yang bekerja di luar bidangnya dikarenakan ketidakmampuan mereka dalam bersaing di dunia kerja yang begitu luas dan sangat ketat. Sehingga mereka memilih untuk “exit from zone” dari bidangnya dan beralih ke bidang pekerjaan yang sebenarnya bukan merupakan keahliannya. Hal ini sangat erat kaitannya dengan kualitas lulusan dari Perguruan Tinggi yang sebenarnya harus disiapkan agar terampil dan bersaing di dunia kerja.

Kekurangan tersebut tentunya sangat di pahami oleh pemerintah, mengingat program pembangunan insfrastruktur jangka panjang seperti perbaikan jalan, pembuatan jalan tol, pelabuhan, kereta api, maupun dermaga bisa saja terhambat. Oleh karena itu pemerintah harus bergerak cepat guna menemukan solusi segar agar celah tersebut tidak dimanfaatkan oleh pekerja dari negara asing. Mengingat akhir 2015 nanti, kita akan segera menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) yang memungkinkan pasar bergerak bebas dan cepat, termasuk tenaga kerja.

Salah satu solusinya adalah Perguruan Tinggi harus mampu menciptakan lulusan insinyur yang bisa bersaing di dunia kerja, tidak hanya tenaga kerja lokal namun juga tenaga kerja asing. Selain itu banyaknya penelitian yang ada sekarang juga merupakan inovasi yang mampu meningkatkan daya saing dan harus terus ditigkatkan. Jangan sampai, kekurangan ini benar-benar diambil alih oleh para pekerja asing yang kualitasnya mungkin juga tidak jauh beda dengan pekerja orang indonesia. Jangan sampai pula, pembangunan infrastruktur dan bidang lain yang dirancang presiden Jokowi empat tahun lebih tersisa menjadi tidak sesuai dengan apa yang sudah dicanangkan. Mengingat infrastruktur kita pun masih tertinggal dari negara ASEAN lainnya seperti Brunei, Singapura, Thailand negeri jiran Malaysia 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun