Haringga Sirla berpulang. The Jak loyalis yang selalu mendukung Persija dimanapun, tapi atas nama fanatisme buta ia harus mati ditempat seharusnya bahu saling merangkul, bernyanyi dan menikmati pertandingan. Tapi takdir berkata lain. Sepakbola Indonesia kembali berduka.
Dalam tahun ini saja 17 suporter harus tewas. Bahkan menurut Save Our Soccer, sejak tahun 2001 total ada 41 korban tewas akibat bentrok suporter. Angka yang tidak sedikit.
Sepakbola Indonesia selalu dihantui masalah laten. Fanatisme selalu berada di jalan yang salah, gesekan-gesekan yang terjadi antar kelompok suporter seolah tidak bisa diatasi. Bahkan hanya di Indonesia pemain sepakbola diantar ke stadion menggunakan mobil rintis barracuda.
Pemangku kebijakan termasuk dewan klub dan (juga tentunya) PSSI seolah abai terhadap hal ini, ujaran kebencian dan warisan dendam antar generasi suporter teru terjadi. Banner-banner berisi kata makian sering kali terpampang di tribun-tribun stadion yang tidak jarang ikut tersorot kamera televisi. Hal ini secara tidak langsung turut menyemai bibit buruk yang terus tumbuh dan besar dikemudian hari.
PSSI setiap tahun seperti tidak melakukan apa-apa. ketika terjadi tragedi kita cuma disibukan dengan ucapan belasungkawa, menghenti liga sejenak lalu tragedi itu terlupa hingga terulang kembali.
Pihak klub juga dari kelompok suporter harus ikut berbenah, jangan biarkan kebencian terus terjaga di dunia sepakbola Indonesia. Fanatisme suporter tidak dipungkiri menjadi kelaziman, tapi ada batasan jangan sampai keblablasan.
Terakhir nyawa manusia terlalu receh di ditukar dengan fanatisme sepakbola. Saat ini jangan menyalahkan siapapun, tapi tentu kejahatan yang terjadi harus diusut hingga tuntas sehingga keluarga dan korban juga mendapat keadilan dihadapan hukum. Mari berbenah, memperbaiki sepakbola Indonesia.
Tapi jika tidak, Indonesia tidak butuh lagi sepakbola. Bagi saya (juga mungkin anda) dalam keadaan bagaimanapun nyawa tetap jauh lebih berharga dibanding sepakbola. Lebih baik Indonesia hidup tanpa liga sepakbola. Salam duka dari penikmat sepakbola.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H