Mohon tunggu...
Fuad Khoirul Anwar
Fuad Khoirul Anwar Mohon Tunggu... Mahasiswa - -

.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Harmonisasi Spiritual dan Filsafat Islam dalam Ajaran Isyraqiyah (Iluminasi) Suhrawardi

9 Desember 2023   00:52 Diperbarui: 9 Desember 2023   01:25 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Syaikh al-Isyraq, Syihab al-Din Suhrawardi. Ia dilahirkan di Persia Barat di desa Suhrawardi pada tahun 549/1153. Semasa kecilnya ia mengenyam pendidika formanlnya di Zanjan dan Isfahana dalam bidang Agama, Ilmu Filsafat dan memasuki dunia Sufisme. Ia kemudian melanjutkan ke Anatolia dan singgah di Aleppo bersama dengan fuqaha, sampai menjumpai kematiannya pada usianya yang sangat muda pada tahun 587/1192.

Suhrawardi merupakan seorang filosof besar dengan filsafat perenial islamnya, yaitu al-hikmah al-'atiqah, philosophia priscorium yang dirujuk oleh filosof Renaissance, yang pada awalnya di anggap bersifat Ilahiyah. Dalam gagasannya ia berpandangn bahwa filsafat yang benar atau seorang bisa dikatan sebagai teosofi, apabila ia behasil dalam memadukan antara latihan intelektual teoritik melalui filsafat dan pemurnian hati melalui sufisme. Ia menganggap makan pencapaian pengetahuan tertinggi adalah iluminasi, sekaligus mentransformasikan keberadaan dan melimpahnya pengetahuan seseorang.  

Dalam semasa hidupnya yang singkat itu, Suhrawardi menulis penjelasan gagasan-gagasannya yang bersifat doktrinal lebih dari empat puluh penjelasan, yang diawali dengan sebuah elaborasi dan transformasi filsafat paripatetik Avicennian, dan berpuncak pada Hikmat isyraq (The Theosophy of the Orient of Light), yang merupakan salah satu karya paling penting dalam tradisi filsafat islam dan juga menjadi literatur induk filsafat islam. Dalam Gnosis Islam ia menggabungkan Agelologi, Mazdaean dan Platonisme, yang ia percayai bahwa ada dua tradisi kuno mengenai kebijaksanaan (al-hikmah), yang bermula dari agama. Yang pertama dicapai oleh Pythagoras, Plato, dan Filosof yunani lainnya yang diakhiri oeleh Aristoteles. Pada sisi lain disebarkan oleh bijaksanawan Persia kuno Khusrawaniyyun, atau pengikut filosof raja persia, yang akhirnya tradisi ini melekat dalam diri Shurawardi.

Suhrawardi menjelaskan bahwa sejak awal telah ada satu "olahan abadi" al-khamirat al-azaliyah, yaitu kebijaksanaan abadi sopha perennis, yang merupakan "olahan abadi" yang diaktualisasikan dan ditransformasikan oleh filosof Pythagorea dan Plato kepada Sufi Dhu'i Nun al-Misri dan Sahl al-Tustari dan melalui orang bijak persia kepada Bayazid al-Bastami dan Mansur al-Hallaj yang di adopsi oleh Suhrawardi dan dikombinasikan dengan pengetahuan batin (inner knowledge) dari guru guru tersebut dengan disiplin intelektual filosof Ibn Sina dan Al-Farabi. Dari kombinasi tersebut ia menyandarkan dirinya pada Al-Qur'an dan ia merupakan filosof muslim utama dan pertama yang mengutip Al-Qur'an secra ekstensif dalam karyanya.

Filsafat Isyraqiyah dalam pandangan Spiritual memiliki organisme yang kental antara aktivitas intelektual dengan kesucian hati. Dalam dunia islam filsafat  dilihat sebagai hikmah yang terus hidup, yang diharapkan tidak hanya memiliki pengetahuan rasional, tetapi menjadi orang suci, yang dimana ditransformasikan oleh pengetahuannya. Isyraqiyah didasarkan pada metafisika cahaya yang merupakan cahaya absolut yang tidak terbtas di atas maupun di belakang semua sinar yang memancar. Kata Isyraq diartikan sebagai iluminasi dan cahaya pertama saat pagi hari sebagaimana cahaya matahari dari timur pada pagihari, yang mana digambarkan sebagai realita, yang mana filsafat Isyraqiyah berarti ketimuran dan iluminasi, yang dengan ini digambarkan bahwa timur merupakan tempat kediaman yang azali (spiritual), sementara bayangan dan kegelapan hidup manusia berada di barat.

Refrensi

Junaedi, Mahfud. dan Wijaya, Mirza Mahbud. Pengembangan Paradigma Keilmuan Perspektif Epistemologi Islam Dari Perenialisme         hingga Islamisasi, Integrasi-Interkoneksi dan Unity of Sciences. 1 ed. Jakarta: Kencana, 2019.

Mufid, Fathul. dan Subaidi. Filsafat Islam Madzhab Kedua Teosofi Iluminasi (Hikmah Al-Isyraq) Suhrawardi Al-Maqtub. 1 ed. Jawa Barat: Goresan Pena, 2021.

Nasr, Seyyed Hossein. Intelektual Islam Teologi, Filsafat dan Gnosis. 2 ed. Yogyakarta: Perpustakaan Pelajar bekerjasama dengan CIIS (Center for International Islamic Studies), 1996.

Salahudin, Asep. Filsafat Ilmu Menelusuri Jejak Integrasi Filsafat, Sains, dan Sufisme. 1 ed. Depok: PT RajaGrafindo Persada, 2020.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun