Mohon tunggu...
Fuad Insan
Fuad Insan Mohon Tunggu... -

Fresh Graduate Student from Mechanical and Biosystem Engineering

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Logika, Etika, dan Estetika

28 September 2012   05:13 Diperbarui: 24 Juni 2015   23:33 2850
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Kemaren gue baca buku Filsafat Ilmu yang ditulis pak Jujun S. Suriasumantri, dan ada salah satu bagian di buku itu yang bahas tentang tiga kata di atas itu. Logika itu berbicara tentang benar dan salah. Etika berbicara tetang baik dan buruk. Dan Estetika berbicara tetang Indah dan jelek.

Hal-hal yang jadi cakupan dalam ketiga kata di atas pasti udah ga aneh lah buat kita. Sehari-hari kita pasti berkutat denagn yang namanya benar dan salah, baik dan buruk, indah dan jelek. Tapi sekarang yang jadi masalah apa kita bisa menyelaraskan ketiganya atau malah saling mempertentangkan ketiganya.

Benar dan salah adalah hal yang paling banyak menimbulkan banyak perdebatan karena kedua hal ini akan dipertimbangkan atas dasar norma maupun saintifik. Secara saintifik benar atau salah akan dinilai secara kuantitatif namun secara normatif hal tersebut akan dinilai secara kualitatif. Dari sini saja akan banyak sekali perdebatan yang terjadi karena benar dan salah akan dinilai dari setidaknya dua sudut pandang. Belum lagi jika Logika dikaitkan dengan Etika dan Estetika.

Berbicara logika dan kaitannya dengan etika dan atau estetika akan membawa obrolan kita ini jauh lebih kompleks. Etika berbicara tentang baik dan buruk yang merupakan hal yang menurut saya pribadi adalah  abstrak. Benar dan salah akan memiliki impak yang cepat dan langsung terasa, dapat dihitung, dibuktikan, lebih eksplisit. Berbeda dengan baik dan buruk, yang impaknya akan lebih implisit.

Istilah yang benar belum tentu baik dan yang baik belum tentu benar pasti udah sering banget muncul. Dan sekarang gue mulai ngerti kenapa istilah itu bisa muncul. Misalkan aja besok kita mau ujian mata kuliah A, karena mau ujian malemnya kita begadang buat belajar materi kuliah itu. Secara logika belajar sebelum ujian itu benar, tapi apa begadang bakal ngasih efek yang baik buat kita besoknya. Mungkin aja kan terjadi hal kaya gini, kita hafal banget atau ngerti banget itu materi kuliah tapi karena saking ngantuknya gara-gara begadang kita malah ga fokus dan tidur waktu ujian, jelas-jelas itu efek yang buruk kan.

Jadi kesimpulan yang bisa gue ambil tentang hubungan logika dan etika itu bahwa setiap apa yang kita lakukan setidaknya mengandung dua pertimbangan. Pertimbangan pertama tentu secara logis, apakah yang kita lakukan itu benar atau salah secara saintifik atau normatif. Dalam hal ini jika apa yang kita lakukan secara logis salah belum tentu salah seluruhnya, karena ada pertimbangan kedua yaitu etika. Etika akan melihat apakah yang kita lakukan dalam suatu sistem akan memberikan impak yang baik atau buruk terhadap lingkungan. Terkadang pertimbangan kedua akan lebih terasa dan memberikan perbedaan yang sangat signifikan. Namun, keduanya tidak dapat dipisahkan. Karena itu pikirkan baik-baik apa yang akan kita lakukan, karena apa yang kita anggap benar belum tentu baik untuk orang lain dan yang kita anggap baik belum tentu benar bagi orang lain.

Estetika mungkin belom akan gue bahas. Soalnya belom ketemu benang merah hubungan ketiganya. Kalo ada yang punya saran mungkin bisa buat bahan obrolan kita sama-sama.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun